Sabtu, 13 September 2008

Pelipur Lara Pecundang

2:04

If my girl friend write this morning, that’s normally because she really difficult to sleep. Ya, entah kenapa sekarang gw yang susah tidur. Biasanya mulai ada rasa melankolis dalam diri gw sehingga gak bisa tidur dan dilampiaskan dengan tidur.
Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup gw akhir2 ini. Itu sebabnya kalimat yang sering gw pake adalah gw musisi yang dicundangi oleh 2 laki2 hebat di sana. Ini soal band gw yang harus mulai belajar dewasa kembali. Setelah bermain sedikit berantakan di Viky Sianipar, band BlueMarry harus menerima kehilangan kembali personilnya. Tidak tanggung2 tiga personil meninggalkan band yang gw rintis sejak tahun 2005. Ya, klo mas Dadi Jikustik bilang ama gw inilah seleksi alam yang berlaku. Thx mas Dadi menyadarkan gw bahwa musik bukan hanya sekedar permainan namun ada kerja keras yang harus kita lakukan agar tidak tergeser dari seleksi alam.
Gw gak kan mengurangi kinerja profesionalisme band gw, band BlueMarry tetap manggung di Mall of Indonesia klp. Gading nanti pada tanggal 14 September dengan personil yang hebat. Gw gak kan banyak menaruh harapan dengan personil baru namun yang jelas selama gw berpegang pada keyakinan ini lah yang akan terjadi.

Sakin melankolisnya gw coba tulis dengan gaya sastrawan yang pernah gw baca buku2 para sastrawan hebat,hehehehe

Mati tersungkur dalam kelam ketiadaan itulah kegagalan mutlak
Saat darah ini terpacu oleh banyaknya pekerjaan sehingga liburan terasa mahal
Semahal-mahalnya berlian maka itulah kegagalan mutlak
Pernah seorang kawan menyatakan bahwa akulah teman baiknya
Setan macam apa rasa ini rasuki keyakinan akan kesetiaannya
Meludah saja tak pantas dalam kalbu yang paling dalam saat dirinya tinggali diriku dalam kegagalan mutlak
Terlalu sempit matanya, maaf bukan karena dirinya keturunan cina karena bukan itu yang kumaksud sebab akulah cina sejati juga
Mata yang sempit ini membuat dia muda berkata tanpa memandang ada mata yang keluarkan air matanya untuk minta berhenti bicara sebab akulah kegagalan mutlak. Kegagalan mutlak!!! Sekali lagi akulah akulah kegagalan mutlak!!!
Kini saat sang wanita berpesan jangan diriku masuk dalam dendam
Masuk dalam dunia kebencian
Istana kemurkaan
Pulau ketidak yakinan
Samudera apatis
Hutan pesimistis
Lihat kawan kau
Ku katakan kawan kau bukan teman baik kau
Menderita untuk mu kau biarkan
Berkorban untuk mu kau lepaskan
Ajak lah dia sekali-kali untuk bertemu dan tertawa bersama kau
Dia menunggu di persimpangan jalan Senen Raya
Iya, aku malu akan kemunafikan
Kalah dalam harga diri
Membunuh jiwa ini hanya untuk keahlian yang sebenarnya tunggu waktu saja aku dapati
Kegaglan mutlak kini jadikan kegagalan mutlak untuk teman baik diriku
Bukan kawan ku

Rabu, 03 September 2008

Di Balik Mogoknya Supir Busway dan Kepekaan PR

Di Balik Mogoknya Supir Busway dan Kepekaan PR

Hari pertama puasa seharusnya menjadi hari yang penuh hikmat bagi umat muslim. Masa di mana kesabaran diuji, pintu maaf dibukakan, dan terlebih menghindari dendam dengan sesama. Namun mungkin tidak untuk para pegawai dan supir busway koridor Pulo Gadung dan Kali Deres yang menjadi koridor II dan V.
Mereka pada mogok kerja pada hari pertama puasa, pada tanggal 1 September. Masalahnya adalah pemotongan gaji oleh pihak manajemen TransJakarta. Mungkin pemogokan ini banyak orang menganggap wajar dilakukan para pegawai jika terjadi pemotongan gaji. Namun bagaimana pun juga perusahaan yang mengalami pegawainya mogok kerja mencerminkan perusahaan itu memiliki ‘jarak’ yang jauh antara pihak top manajemen dengan bawahannya yang seharusnya tidak berlaku lagi hal demikian bagi perusahaan modern atau jaman sekarang.
Perusahaan sehat jaman sekarang ini harus menghilangkan ‘jarak’ dari atasan dan bawahan terutama dalam hal komunikasi (Tentu dengan kaidah dan organisasi yang berlaku). Menghilangkan jarak bukan berarti bawahan bisa kurang ajar dengan atasan melainkan adanya hubungan harmonis di mana para pekerja secara sadar paham bahwa siapa yang harus dihormati dan disegani. Dan semua ini tidak melulu menjadi tugas pihak direktur. PR dapat mewujudkannya.
Setahu saya Trans Jakarta memiliki orang-orang PR sendiri terbukti adanya majalah dan koran untuk pegawai dan penumpang Busway. Itu salah satu tugas dari PR. Waktu itu saya sangat memuji dengan cara kerja PR Trans Jakarta bahkan dikatakan kagum bahwa akhirnya ada juga angkutan publik yang dengan berhasil menjalankan PR dengan baik di Jakarta. Lama menunggu bus datang tak jadi soal sebab ada kerjaan yaitu membaca koran dari Trans Jakarta.
Kekaguman saya seketika hilang saat mendengar pegawai dan supir Trans Jakarta mogok kerja dan menelantarkan penumpang karena pemotongan gaji. Parahnya lagi pihak manajemen mengaku tidak tahu menahu soal aksi mogok ini.
Jika saja PR Trans Jakarta peka, hal pemogokan bisa saja tidak terjadi. Tidak mungkin aksi pemogokan ini dapat disimpan rapi rahasianya karena saya yakin pegawai Trans Jakarta bukan intel yang luar biasa dapat mengkoordinasikan aksi mogok diam-diam.
Pihak manajemen Trans Jakarta jika memahami manajemen konflik pasti saat ada desas-desus akan ada aski mogok kerja sebaiknya langsung diadakan pertemuan dengan pihak atasan dan pegawai yang ingin mogok kerja. Jika soalnya pemotongan gaji yang hematnya menurut pihak manajemen pasti tidak bakal diterima berarti benar-benarlah pihak manajemen Trans Jakarta belajar banyak soal PR.
Saya akui saya belum terjun langsung menjadi praktisi PR namun saya banyak belajar dari praktisi PR.
Ada salah satu perusahaan legendaris diceritakan oleh dosen masalah PR. Waktu itu krisis moneter dan perusahaan ini mengalami kerugian besar sehingga perlu adanya PHK besar-besaran. Kemudian pihak manajemen perusahaan tersebut mengadakan pertemuan seluruh pegawai dan berkata “Kalian tahu bahwa krisis moneter sedang menghancurkan perekonomian dan perusahaan kita tidak dapat lagi bertahan jika tidak mengambil tindakan untuk menyelamatkan perusahaan. Kami memutuskan untuk mengambil tindakan melakukan PHK hampir 50% seluruh karyawan. Kami tahu ini sangat buruk dan pihak perusahaan mencoba untuk menghindari hal itu terjadi maka hal yang paling terburuk adalah pemotongan gaji sebesar 20% berlaku untuk semua jabatan hingga manajer agar terhindar PHK tersebut. Silahkan anda memilih pemotongan gaji atau PHK”
Hasilnya luar biasa, semua pegawai tersebut memilih dipotong gajinya sebesar 20%. Seandainya saja PR Trans Jakarta dapat peka dan membangun arus komunikasi yang baik maka aksi pemogokan bahkan adu mulut di depan kameramen peliputan berita tidak akan terjadi. PR bukan melulu mengenai sesuatu yang bersifat kaku melainkan luwes dan memiliki nilai manusiawi.