Kamis, 19 November 2009

Ibunda Role Model Bagi Putera Sumatera Utara

Inilah cerita seorang putera Sumatera Utara dengan Ibundanya,,,

Saya lahir pada masa perang berkecamuk. Tokoh-tokoh Indonesia sedang berjuang meraih impian besar bangsa Indonesia, Merdeka… Nama Soekarno, Hatta,Sultan Syahrir, bahkan isu seorang Tan Malaka sangat familiar dikuping seorang bocah berusia 5 tahun seperti saya.

Pada masa penjajahan Jepang, kami merasa lebih enak dijajah Belanda,heheh dasar memang sudah tertanam mental dijajah waktu itu sehingga kami tidak pernah berani berpikir ‘Think out of box’ atau berpikir lebih jauh dan diluar perkiraan. Kata ‘MERDEKA’ sebenarnya diperkenalkan oleh mereka pemuda-pemuda yang banyak belajar di Belanda.

Saya dan keluarga sama sekali tidak berpikir soal merdeka, hanya dapat makan dan istirahat tenang dalam sebuah gubuk dengan tenang sudah ‘merdeka’ mungkin bagi saya dan keluarga saat itu. Sayangnya hal demikian sangat sulit didapat saat masa penjajahan Jepang.

Saya dilahrikan oleh seorang wanita yang sebenarnya masi ada keturunan bangsawan. Seorang yang bisa berbahasa Belanda saai itu sangat sedikit hanya orang berpendidikan dan golongan bangsawan saja yang bisa dan Ibu saya bisa. Namun begitulah masa penjajahan Jepang, tidak ada istilah bangsawan hanya mereka yang pandai menggunakan lidahnya untuk bernegosiasilah yang dapat bertahan dalam keberadaannya. Mungkin keluarga Ibu saya tidak suka berjilat lidah kepada orang Jepang kejam saat itu.

Ibu saya akhirnya menemukan cintanya dengan seorang pemuda dari asal yang sama yaitu Sumatera Utara. Mereka saling mencintai dan mengikat cinta dalam keterbatasan keadaan. Masa sulit pun hilang sirna saat itu hanya karena cinta yang baru berkembang. Wanginya mengalahkan segala bau kotoran ternak di sawah.

Waktu saya berusia 5tahun waktu itu malam tahun baru, inilah kejadian yang membuat saya mengerti akan cinta, memaafkan, kebijaksaan dan kesabaran.

Dalam sisilah keluarga saya, hanya ada satu orang yang dianggap berharta dan itu adalah paman saya. Dalam tradisi, seorang yang merasa dirinya mampu memiliki tanggung jawab sosial setahu sekali di malam tahun baru memotong kerbau. Kerbau itu dibagi-bagikan kepada warga kampung. Setelah warga kampung menikmati hasil daging potongan kerbau tersebut, pada musim panen warga kampung mengucapkan terimakasih dengan memberikan beras kepada paman saya.

Kerbau yang telah dipotong, semua bagiannya akan dibagikan kepada warga kampung sana bahkan hingga isi-isi perut kerbau. Bocah seperti saya dan lainnya suka menantikan masa-masa ini karena sumber air sangat jauh di kampung, bocah-bocah sperti saya ini lah bersedia membawa daging dan segala isi perutnya untuk dicuci di sungai yang lumayan jauh.

saya bersama bocah-bocah lainnya membawa ember berisi daging dan isi perut untuk dicuci, Mengapa kita bersemangat? sebab kami berharap mendapatkan jatah setidaknya isi perut tersebut setelah pulang mencuci daging-daging tersebut. Bernarlah,paman saya membagi-bagikan isi perut kerbau tersebut kepada semua anak yang telah berjasa mencuci daging-daging kerbau.

Saya pun semangat, dan menunggu jatah saya,,,Ramai sekali bocah-bocah tersebut karena riang setelah mendapatkan jatahnya hingga meskipun saya belum kebagian saya merasakan keriangannya dan tidak sabar bergabung dalam keriangan mereka. Menunggu dengan semangat. Melihat jatah isi perut kerbau sudah menipis saya bingung mengapa saya belum diberikan. Saya menunggu dengan semangat dan mulai cemas. Akhirnya isi perut tersebut habis dan saya tidak mendapatkan jatah dari paman saya.

Saya seorang bocah laki-laki yang pantang untuk menangis, saya hanya diam dan melihat teman-teman saya pulang dengan riang. Saya melihat paman saya pergi meninggalkan saya…Saya berjalan pelan menuju rumah, saya gemetar,bibir ini mulai bergetar,,,dan saya tidak boleh nangis. Dalam hati mengucapakan ‘Abang tidak boleh nangis’ dan saya berpikir mungkin dengan berlari saya tidak menangis maka saya pun mempercepat jalan saya dan berlari.

Namu air mata tetap mengucur dan saya lari sambil berteriak…saya berteriak…nangis hingga di rumah dan terus menangis entah teriak…Ibu saya kaget dan bertanya mengapa saya begitu kuatnya menangis…saya tetap teriak dan menangis…Ibu saya keluar dan bertanya kepada tetangga dan menemukan jawabanya..”Itu abangnya tidak dapat jatah jerohan kerbau dari si Tulangnya”

Ibu saya entah saya tidak mengerti tiba-tiba masuk kamar dan mengajak saya keluar entah kemana. Malam tahun baru tidak ada satupun delman (transportasi saat itu). Namun ada satu delman memang khusus untuk membawa pasangan muda yang ingin berjalan-jalan di malam tahun baru. Ibu saya memanggil delman tersebut dan meminta antarkan ke kota. Saya kemudian bertanya “Emak ada uangnya?” Emak hanya diam saja.

saya hanya diam sampai pulang ke rumah kembali ada sepotong daging. Dan malam itu kami sekeluarga makan daging yang begitu nikmat. Saya bertanya “daging dari mana ini emak?”. Ibu saya hanya berkata ’sana cuci tanganmu dan tidur” Saya memang lelah setelah aktifitas saya hari itu dan tertidur lah saya.

‘Pak,maaf bangun, pak..” Suara Wanita.
saya pun terkejut dan terbangun.
” Laporan keuangan dari Krakakatau Stell bisa ditanda tangan”
Saya masi bingung dan mengambil laporan tersebut dan wanita tersebut langusng meninggalkan ruangan kantor saya.

Saya bermimipi tentang daging itu,,,saya kembali mengingat kejadian itu. Saya pun akhirnya pulang ke rumah dan sepanjang supir membawa mobil mercy ini pulang saya terus terdiam dan entah apa yang ingin saya lakukan.

Sesampai di rumah saya melihat Ibu saya, dan kemudian saya menceritakan mimpi saya tadi dan saya bertanya ‘Emak, darimana daging tersebut?” Ini adalah pertanyaan saya dari usia 5th hingga 10th dan selalu Ibu saya diam hingga saya tidak pernah bertanya lagi hingga sekarang.

“Nak,mengapa kau tanya kembali hal itu?Nak, daging tersebut dari hasil gadai perhiasan emak,,,Emak gak tega lihat kau nangis begitu kerasnya karena tak dapat makan daging akhirnya emak belilah daging dari hasil gadai perhiasan emak,,kenapa kau tanya itu?Sudahlah…sana kau mandi dan makan malam bersama.

Waktu berlalu, saya dengar kabar Paman saya meninggal dan anak-anakny ada yang belum sempat kuliah…

Saya memang telah berhasil dalam berkarir menjadi seorang direktur perusahaan baja membuat saya cukup disegani dalam keluarga besar saya. Anak-anak paman tersebut datang pada saya dan meminta belas kasihannya untk saya biayai sekolah mereka. Saya tidak pernah lupa apa yang telah dilakukan Ayah mereka terhadap saya. Saya tidak hiraukan permintaan mereka.

Saya dengan bangganya ceritakan apa yang terjadi kepada Ibu saya,,,

Saya Kaget..Ibu saya mala berteriak dan memarahi saya

“Nak, jangan kau berani-beraninya melakukan hal tersebut,,kau sekolahkan mereka…Emak tidak mau tauk,,kau panggil mereka suruh sekolah dan kau yang biayai”

‘Tapi mak, apa yang Tulang lakukan pada kita..” belum sempat saya jelaskan argumen saya Ibu saya menjawab

‘Siapa yang lakukan? Tulang mu TAPI bukan MEREKA..mereka tidak bersalah,Jangan kau pendendam seperti itu,,,Emak tidak MAU TAU PANGGIL MEREKA DAN SEKOLAHKAN MEREKA”

Saya bingung apa yang dipikirkan Ibu saya,,,namun akhirnya saya terpaksa menampung mereka dan membiayai anak-anak Tulang sekolah hingga mereka berhasil…

Saat pemakaman Ibu saya,saya baru sadar ternyata banyak dari segala penjuru yang pernah mengenal Ibu saya di kampung, mengatakan “Ibu mu adalah wanita yang mulia,kami merasa kehilangan,,,Ibu mu selalu membantu setiap kesusahan kami…Kamu beruntung dibesarkan seorang Ibu demikian”

Akhirnya,saya putera Sumatera Utara, menjadikan ibu saya sebagai role model saya dalam menjalani hidup ini…

HS

Sabtu, 14 November 2009

Kembali Menuju Dalam Diri Ini

Beruntung masi bisa bernafas dan untuk sementara terhindar dari entah omelan atau keluhan. Tak tega sebenarnya membuat mereka yang berjuang dan menaruh harapan pada diri ini merasakan emosi tak terhingga yang sudah mulai harusnya mereka istirahat. :(

Entah dididik oleh siapa diri ini,padahal mereka tak pernah mengajari saya untuk berlaku cuek akan keluarga. Entah sebab dari mana hati ini begitu keras berada dalam ketidak nyamanan. Namun bukankah sudah saat nya lelaki dewasa akan pergi dan lepas dari genggaman Ayah Ibu mencari jati diri?

Saya tiada pernah tertinggal kelas dalam sekolah bahkan kuliah pun sesuai jalur.Saya selalu menjadi perhatian akan sebuah prestasi. Saat Ibu mengeluh 'Tiada satu pun di rumah ini ada piala!" Saya bawakan piala juara pertama dalam lomba menulis ESAI tingat Se-Jawa.

Usaha saya hanya diam dalam pujian yang tidak terlontar dalam mereka...Saya bingung saya tidak menemukan cara bahagiakan mereka atau belum saya temukan...

Saya berusaha berikan yang terbaik, hingga memilih jalur profesi yang menjanjikan akan masa depan. Saya berusaha lakukan yang benar dalam hidup bahkan mabuk dan obat setan pun tak pernah tersentuh. Saya mulai menemukan kehidupan saya...Saya mulai mendapatkan tanggung jawab. Hanya ternyata saya masi bocah yang labil,entah harus bagaimana.

Saya mulai sadar,mereka telah berikan yang terbaik buat saya dan begitu emosinya melihat saya jauh dari mereka,karena mereka tahu,mereka tidak akan lama lagi di dunia untuk melihat keberhasilan anak laki-lakinya menemukan jati diri dan mengangkat derajat keluarga ini...

Saya siap harus terima emosi mereka,memeluk setiap omelan mereka, dan kembali sadar bahwa mereka mulai menuntut kembali akan apa yang harus saya berikan kepada mereka di dalam kedewasaan ini...

Maaf Tuhan,yah saya tidak lupa Tuhan,berdoa, menuju ekaristi Mu, dan memohon kekuatan Mu....Saya terlalu kuat sendiri padahal mereka sudah tidak kuat melihat kebiasaan saya...

Teman-teman dekat pun harus menemani saya sekarang untuk menghadapi setiap kata-kata kecewa dari Ayah Ibu saya...

Akhirnya,saya menju dalam diri ini,,,kembali berkaca saya telah banyak sia-sia waktu ini...Teman usia saya 23th apakah masih ada harapan untuk saya?

Minggu, 08 November 2009

Saatnya Pertamina Bergerak Cepat

Dulu saya seorang yang suka menggunakan produk dalam negeri. Pokoknya saya suka mengajak teman2 saya mulai menghargai hasil produksi dalam negeri. Termasuk dalam memilih bahan bakar untuk kendaraan.

Meskipun saya masih menggunakan motor, saya selalu isi bensin bukan yang bersubsidi alias premium, Bagi saya premium hanyalah bensin untuk kendaraan umum seperti mikrolet, taksi, dan tukang ojek. Maaf bukan bermaksud namun kita tahu bahwa bensin premium merupakan bensin termurah di Indonesia dan bahkan di seluruh dunia, Kita yang mampu memiliki kendaraan pribadi apa masi tega mengambil jatah bensin bersubsidi ini dari supir mikrolet, taksi, dan bahkan tukang ojek?

Jadi saya selalu sarankan ke teman2 saya gunakanlah pertamax dan lebih bagus pertamax plus. Selain tidak mengambil jatah dr yang sebenarnya membutuhkan, mesin kendaraan pun lebih terawat.

Saya awalnya menggunakan pertamax plus. Sampai ada kasus yang membuat saya sadar mengapa perusahaan Indonesia sulit sekali bersaing dengan produk asing....

Setahun yang lalu, sehabis pulang dari rumah teman, waktu itu jam 1 pagi. Saya hendak isi bensin dulu di pertamina Tanah Tinggi. Saat saya sampai di bagian pertamax plus, saya melihat petugas bensin asik berbicara meskipun dia melihat saya sudah turun dari motor dan membuka jok motor saya.

Saya tidak suka aja melihat petugas mengabaikan pembeli...Saya tegur "Mas, kok masi bicara,isi dong,ini kan ud malam"

Petugas ini dengan santainya bicara 'Ah,mau kemana sich? Buru2 amat,santai aja" Sambil berdiri dan berjalan pelan.

Saya kaget petugas perusahaan yang sedang hebohnya waktu itu berkampanye 'Pertamina on the move" dengan perubahan logo yang bernilai ratusan juta dan berbagai slogan sapa senyum, mulai dari nol dan keramah tamahannya MENYAHUT SAYA DAN MELAYANI SAYA SEPERTI ITU...

Padahal saya isi bensinya pertamax plus yang jarang pemilik motor lakukan...

Akhirnya saya tidak terima dengan cara petugas itu perlakukan saya. Saya langsung tegur dia dan bertanya siapa supervisornya. Dia diam saja dan pura2 tidak dengar. Tidak puas saya langsung menuju kantor pom bensin tersebut. Kebetulan di sana ada managernya, Saya jelaskan dan mengeluh dengan pelayanan dari petugas itu. Namun manager itu pun cuma berkata "Iya biarin aj mas, maklum lah mungkin ud malam kali"

LO PIKIR GW GAK SEDANG KEMALAMAN??? Dia kerja dan saya sedang buru2 mau pulang...enak saja bicara...Saat saya keluar petugas itu melihat saya dengan melotot dan berkata "Sudah mas laporannya?"

Akhirnya saya tlp costumer service pertamina dan hasilnya nihil tanpa ada respon saya sampai saya ancam akan saya tulis masalah ini ke koran baru ada permintaan maaf dari pihak pertamina...ckckck

Akhirnya saya berpindah ke Shell,di shell saya isi super extra. Pelayanan di sini tidak sempurnah namun jauh lebih memuaskan daripada pertamina. Pernah pelayan Shell salah mengisi jenis bensin, waktu itu saya bilang super extra, entah mengapa dia isi super,,,Dan saya baru sadar saat jalan setengah. Saya teriak 'wah mas kok super,salah tuh!!!"

Petugas shell langsung kaget dan berhenti lalu spontan dia berkata demikian "Adu, maaf Pak, ini uda keisi setengah,mau saya tukar atau berhenti saja,bapak tidak usa bayar saya yang tanggung"

Saya kaget, meskipun argo menunjukan 7000 saya tidak tega karena petugas tersebut melakukan yang semestinya dia lakukan...saya langsung bilang 'Ya ud gak pa2 de, biarin saja saya bayar 7000,lain kali perhatikan ya mas"

Inilah yang membuat saya akhirnya memilih Shell...

Beberapa waktu yang lalu, karena pom bensin shell masih sedikit dan saya butuh isi bensin saya terpakas ke pertamina, sampai di pertamina saya minta Pertamax plus. Dan saya katakan penuh, entah mengapa argo sudah menunjukan angka 18rb dan tangki bensin sudah kepenuhan, masi dihajar saja. Mungkin mau digenapin jadi 20rb sama petugasnya, akhirnya bensin tumpah kemana-mana..."Mas jangan dipaksa dong...ini akhirnya tumpah kan"

PETUGAS ITU HANYA DIAM SAMBIL MENARUH SELANG BENSIN TERSEBUT DAN AMBIL UANG SAYA...

TANPA MINTA MAAF...

Waduh Pertamina mending bagian HRD nya ajarin de petugas untuk minta maaf...Saya tau meskipun tanpa mempedulikan pelayanan ramah tamah,Pertamina tetap hidup...Namun nti jangan salahkan bangsa ini jika ketidak puasannya meledak hingga ada kejadian demonstrasi bahkan bertindak anarkis. Karena dari perusahaan sendiri tidak memberikan contoh yang baik terhadap publiknya...

Makanya kadang saya memaklumkan jika warga demo hingga menghancurkan gedung pemerintahan, perusahaan, atau pabrik, ya salah sendiri pelayanan publik yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang kita bayar...

Semoga perubahan akan segera berjalan dan menjadi lebih baik...

Happy Life...

Kamis, 05 November 2009

Belajar Dari 2 Minggu untuk 2 Tahun ke depan

Beberapa waktu ini saya banyak belajar dari kesalahan diri saya sendiri, orang lain, keluarga,teman yang baru saya kenal, dan dari mereka yang sama sekali saya tidak kenal.

Begitu puas rasanya intelektual ini dan emosi intelejen ini bertumbuh dengan berbagai masalah dan kelucuan. Entah kepintaran dari mana membuat orang tak berkutik bicara dan salah tingkah dengan ucapan yang begitu tulus dan jujur untuk dilontarkan.

Hingga seorang wanita bule di FB mencari perang dengan profile di FB saya beberapa waktu yang lalu yang saya anggap mungkin ini bukan ‘bule’ beneran karena gaya bicaranya di FB dengan Ing sangat lucu dan patut dianalisis sebab bukan kebiasaan bule di dalam tulisannya...

Melanjutkan pertemanan dengan seorang yang terlanjur lahir kaya dan banyak belajar dari sikap orang yang terlanjur terlahir kaya.

Masuk dalam intuisi dan perspektif membuat saya banyak belajar arti dari perubahan yang cepat dan tak patut dibela sebenarnya.

Cerita seorang wanita kuat yang lemah karena harus menerima kenyataan dikalahkan oleh sesuatu yang bersifat jangka pendek dan niat baiknya tersapu begitu saja oleh kebodohan akan pengaruh lingkungan.

Sebaiknya apakah semua yang baca tulisan ini akan bermanfaat? Saya rasa tidak jika kau melihat siapa profile si penulis...namun akan bermanfaat jika melihat dalam diri sendiri apakah saya demikian...

1. Kamu pikir SUDAH DEWASA? Entah kenapa saya benci dengan kata ‘Dewasa’...terlebih manusia mengajari saya bersikap dewasa...Saya katakan “TIDAK ADA MANUSIA DEWASA YANG MERASA DIRINYA DEWASA” Saya harap dengan terus berbuat salah maka diri ini berusaha malu dan belajar serta tidak berusaha mencari kebenaran demi harga diri maka tumbuh dewasa satu lagi...

2. Kamu yang baru saja menemukan dunia baru... Saya belum menemukanya,,,namun apa yang saya lihat dari kamu,tampaknya itu bukan sesuatu yang baru namun sesuatu yang hadir pada giliran kamu untuk digoda. Lupa akal sehat, putuskan dengan emosi, maka jangka pendek yang kamu dapatkan. Sakiti satu orang terbaik untuk sepuluh orang terbiasa...Saya salah dan maafkan saya yang selalu berasumsi,,,namun jika asumsi saya salah maka belum tentu kamu benar,,,namun jika asumsi saya benar belum tentu kamu salah...Yang pasti di dunia ini tiada benar dan salah,,,maka tidak heran kesalahan besar dapat dimaafkan...


3. Kekanak-anakan!!! Saya suka bersikap seperti anak kecil namun saya benci orang yang menunjukan sikap kekanak-anakan itu jelek. Apa kamu pikir perilaku anak kecil buruk? Sehingga seorang besar seperti saya tidak boleh bersikap seperti anak kecil? Namun terlebih penting definisi sikap anak-anak itu tidak ada...Anak dapat menangis, dewasa dapat menangis juga,,,anak dapat mengeluh,dewasa dapat mengeluh juga,anak mengadu, dewasa juga bisa mengaduh, anak membenci, dewasa juga boleh membenci,,,Lalu apakah anak kamu nanti buruk? Jika tidak,mengapa seorang bersikap anak-anak dikatakan buruk? Atau jangan-jangan kamu pun juga seperti anak-anak TK yang tidak sok lebih dewasa dan menunjukan dengan teman-teman sekelasnya jika kamu lebih dewasa???

4. Saya sudah lakukan dan saya selalu salah...Namun saat saya meminta bantuan pada pemimpin saya tiga kali dan tiga kali pun gagal...Lalu apa yang salah dari saya? Mengapa seorang pemimpin tidak mencoba mengaku salah pada bawahannya dan berharap bawahannya berhasil di dalam kepemimpinannya...


5. Saya peduli maka saya lakukan,,,Saya tidak peduli tetap saya lakukan,,,sebab pilihan kebaikan adalah tetap lakukan meskipun tidak peduli,,,


Makna apa lagi yang lebih besar dalam hidup ini? Jangan anggap kecil dan merasa benar maka enggan berubah...Saya enggan berubah dan malu,mari berubah menjadi yang terbaik sebab saya kamu dan lainnya sama-sama tersenyum dalam kekonyolan yang pernah dilakukan...

Buat apa pangsa harga diri jika memang ternyata kita terlanjur rendah? Lebih baik mengaku rendah dan meminta diajarkan untuk tinggi...Lebih baik belajar sombong daripada merasa diri sudah hebat...