Jumat, 19 Maret 2010

Merasakan Waktunya Kian Dekat

Merasakan Waktunya Kian Dekat

Kadang saya seperti kaleng,menjadi kemasan yang cantik untuk sebuah makanan. Setelah isi makanan di kaleng habis,maka kaleng itu entah dibuang,disimpan dalam lemari agar sewaktu-waktu bisa digunakan,atau didaur ulang untuk fungsi lain. Saya terus tersirat oleh wajah yang penuh dengan keperihan.

Saya mulai menyipitkan mata ini menahan air mata yang terpaksa jatuh, saya harus menundukan kepala ini menahan pedihnya hati ini,dan saya terjatuh kembali dalam emosi-emosi yang seharusnya tidak saya rasakan kembali. Takut langkah ini memilih jalan.

Waktu saya tinggal sebentar lagi. Saya harus terus melangkah menuju mimpi-mimpi kehidupan. Kepercayaan yang harus dijaga. Biarlah dia hisap semua sari madu-madu saya. Bukan karena saya bodoh hanya saja biarkan setitik saja saya merasakan keindahan dia meski hanya sesaat.

Saya tidak lagi bisa mengeluarkan air mata ini meski saya ingin. Semakin saya paksa keluarkan air mata ini untuk menangis justru saya tersenyum dan tertawa. Dalam satuan roh dan jiwa ini terus memberi rasa yang saya sendiri pun sulit dituliskan. Semuanya terlelap dan saya pun mulai terlelap.

Waktu saya tidak akan lama lagi. Sepi,dingin,terkoyak,terdiam,hancur,teman?kamu? sayang? Apakah kalian masi bisa memeluk saya lagi? Mengusap bahu saya walau sebentar? Atau setidaknya bercanda tertawa lepas kembali? Atau apalah itu dalam waktu saya yang tidak akan lama lagi.

Kamis, 18 Maret 2010

Memandang Sebuah Keteduhan

Memandang Sebuah Keteduhan

Waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi lewat dan entah mengapa gw belum bisa tidur. Lagu-lagu dari HP kakak gw terus menemani tengah malam ini. Rasanya ingin sekali keluar dan menikmati angin malam yang seakan-akan merasakan kesendirian gw.

Kemelut hati ini terus mencabik setiap rasa sayang yang penuh ini. Seorang wanita memegang perut saya yang gendut dan bertanya “Isinya apa ni Den?”...hahaha gw pun menjawab dengan sedikit menyenggol hati ini “Isinya penuh dengan cinta,namun tiada yang bisa gw bagikan cinta ini jadi buat diri sendiri aja”.

Mengapa gw harus melihat sebuah keliaran dari yang gw kasihi? Atau tepatny mereka yang bisa ambil perasaan ini harus membuat gw terkoyak? Gw rasa percuma sikap manis ini namun saya tidak pernah merasa berusaha bersikap manis. Inilah saya,yang terlalu banyak bicara,berpikir, dan berbicara lagi.

Terlalu naif hidup saya,terlalu tenang dalam jiwa yang terlanjur terkoyak. Entah mengapa saya mengiris dan ingin menangis. Saya bukan lemah namun banyak hal yang membuat saya diam,mengalah akan situasi yang bukan lagi saya pegang.

“Den,kamu bisa memandang saya dengan teduh”
“A boleh lebih muda, B seorang rocker boleh lebih keren, C boleh lebi mapan, dan D boleh lebi kece,namun hanya lo Den yang bisa ngertiin dan sensitif akan maunya gw”
“”Den,kadang tindakan manis lo itu buat gw luluh”
“Den,kamu masi lebih baik”
“Den,lo hebatlah”
Den, Den, Den, dan Den!!!!
Lama muak dengan semua itu. Jika saya demikian ujung-ujungnya saya tampak seperti Gie. Dipuja,kemudian pada akhirnya sepi,tercampakan, dan mati dalam kedinginan hidup. Seperti tentara yang dipujua-puja saat berperang,namun saat perang usai tiada satu pun orang tua wanita ingin memiliki menantu dari tentara. Tidak siap untuk menjadi janda rupanya. Inilah kesepian saya.

Kepulan kebaikan ini pun pada akhirnya harus tetap baik. Ampun kan saya jika lautan apatis ini mulai mendekati sanubari ini membentuk tsunami yang siap menghapus luka-luka lama yang pada akhirnya melupakan bangunan lama di hati. Membentuk kembali fondasi awal yang akan lama sekali terbentuk.

Lagu-lagu dari HP kakak saya masi terdengar dan membuat pagi ini kian dingin,sepi, dan terus membuat saya berpikir. Saya rasa saya harus terbenam dalam bunga-bunga tidur. Memberikan rasa kasih ini pada siapa pun saat mentari mulai berkarya. Saya tidak akan menjadi seorang yang lebih muda,keren seperti rockstar, mapan seperti anak Bakrie, bahkan kece-kece seperti karyawan Bank. Saya adalah Denny Dominicus Savio, penasehat asuransi yang siap ditelan omongan saya sendiri suatu saat.

Selasa, 16 Maret 2010

Melampaui Batas Ruang

Melampaui Batas Ruang

Oleh : Denny Dominicus
Saya hadir dalam hidup ini penuh dengan pemikiran yang sejak kecil selalu bertentangan dengan orang tua saya, kakak saya, saudara saya, dan orang-orang disekeliling saya. Saya memang selalu berpikir dengan cara saya, dengan pengetahuan yang saya punya saat itu, dan mencari sumber lain yang bisa menyamakan dengan pemikiran saya.

Saat kelas IV SD saya mulai suka dengan pengetahuan umum dan saya mulai dengan koleksi komik Serial Tokoh Dunia. Kisah-kisah tokoh dunia seperti Thomas Alva Edison, Mahatma Gandhi, Gautama, James Watt, Napoleon, Marie Curie, Gallileo, dan banyak lagi saya mengenalnya melalui komik tersebut. Hingga kelas II SMP, saya mulai melirik buku Gede Prama tentang penjernihan hidup. Pemikiran yang mungkin saat itu sama sekali saya tidak paham namun telan-telan saya baca.

Saya seorang katolik dan saya dibabtis sejak bayi sebagai manusia katolik. Banyak hal yang membuat saya sangat menicntai katolik. Tenang, teduh, tidak berapi-api, kasih, pengertian, tidak pendendam, tidak memandang perbedaan, dan selalu manganalisa yang mendalam dalam berbagai hal.

Saya akui, pengetahuan saya tentang katolik tidak banyak, bahkan membaca injil pun saya jarang sekali. Saya tidak pernah ikut misdinar (pembantu pastor saat memimpin perayaan misa yang dipilih adalah anak-anak) yang merupakan suatu kegiatan pelayanan kebanggaan bagi anak-anak usia 5 tahun ke atas hingga 14 tahun. Namun saya mulai aktif dalam pelayanan di kegiatan kepemudaan gereja.

Ada pengalaman yang luar biasa yang baru saja saya alami baru-baru ini. Membuat saya kagum, terpesona, dan bahkan sangat ingin memeluk dia dan mereka yang memiliki pemikiran seperti dia. Melampaui batas ruang, melampaui lintas kehidupan, kepecayaan, dan keyakinan akan apa yang dia pegang.

Namanya Visa (nama samaran) teman kampus saya. Saya mengenalnya saat semester 3. Wanita cantik ini berdarah cina dan padang. Berjilbab dan rajin sholatnya (setidaknya itu yang saya perhatikan). Setiap saya ngobrol dengannya jika jam menunjukan umat muslim harus sholat dia pasti permisi untuk menuju mushola.

Saya berprinsip apapun keburukan seseroang jika dia masih ingat Tuhannya dan masih ingin berbicara dengan Tuhannya dia lebih besar daripada seorang yang menjaga sikap baiknya demi memegang statusnya sebagai tokoh masyarakat. Saya memliki keburukan, Visa pun saya yakin punya hal-hal keburukannya, dan semua orang di luar sana yang sadar akan dosa-dosanya. Namun akan lebih bahaya jika orang tersebut tidak pernah berbicara dengan Tuhannya meskipun hidupnya suci. Hal ini sama saja dia sombong dan merasa dirinya adalah Tuhannya sendiri.

Visa merupakan seorang wanita muda yang besar dalam lingkungan yang cukup beragam. Ayahnya adalah seorang cina berasal dari Surabaya dan seorang katolik dan Ibunya seorang muslim berdarah padang. Saya saat itu sering mendengar dari saudara-saudara saya yang notabene nya cina mengatakan “Jangan sampai menikah dengan orang cina padang, mereka jahat!”. Hahaha jika mereka melihat ayah dan ibunya Visa, bisa bingung mereka. Cina surabaya menikah dengan padang asli (tanpa keturunan cina) dan berbeda agama pula. Cina padang aja di larang apa lagi bukan cina oleh saudara-saudar saya.

Saya tidak takut dengan pemikiran saudara saya dan keluarga saya,justru saya ingin membuat mereka sadar bahwa agama mereka (yang rata-rata katolik) percuma hadir dalam pengalaman iman mereka. Soal berbeda etnis saja membuat mereka tidak berani mencintai bahkan sudah menutup diri dengan orang yang berbeda etnis.

Beberapa waktu lalu. Visa menulis di status Facebooknya begini ‘Di mana Gereja Katolik yang dekat dengan Kenari Salemba dan sekitarnya,mohon informasinya,terima kasih’.

Saya pun penasaran, apa yang terjadi namun saya tidak seperti temannya yang curiga Visa akan pindah agama sebab ada temannya berkomentar “Vi,lo gak mau pindah agama kan?”. Hahaha saya rasa Visa tidak demikian namun pasti ada hal lainnya yang membuat dia ingin tahu gereja katolik dan ini pasti ada hubungannya dengan Ayahnya.

Saya pun mencoba menghubungi dia, dan bertanya ada perlu apa ke gereja katolik. Saya telepon dia saat itu.
“Vi,kenapa cari gereja Katolik?”
“Buat bokap gw Den, dia usianya kan sudah 70tahun dan kemarin uda sakit-sakitan” jawab dia
“Oh ya? Terus kenapa dengan gereja katolik?”
“Iya,bokap bilang dia gak mau nanti saat dia meninggal merepotkan keluarga,dia minta di dikremasi saja, dan keluarga dia pada di surabaya, tentu jauh sekali jika mereka harus urus bokap gw jika terjadi apa-apa”.
“Ehm,lo mau jika terjadi apa-apa bokap tetap harus secara katolik?’
“Iya Den,tetapi secara di rumah gw gak da yang tauh dan lingkungan rumah gw mayoritas muslim jadinya mungkin gw butuh ke gereja terdekat”
“Oke, di kenari ada gereja katolik dekat kok namanya Gereja Hati Kudus Yesus, nanti gw antar lo de,kapan punya waktu?” saya pun menawarkan diri untuk membantu.
“Ehm Sabtu ini gimana?” tanya dia
“Ehm boleh sich tapi biasanya Sabtu gw ikut misa, ehm lo mau nemenin gw sekalian misa?” tanya saya dengan ragu
‘Oke,gak masalah” jawab Visa dan membuat saya kaget.

Bayangkan saja seorang wanita berjilbab bersedia ke gereja dan bahkan menemani saya ikut misa. Tentu dia bertanya apakah harus melepaskan jilbanya. Saya jawab “Biar gak mencolok sich Vi ya lepas,gimana?”. Dia pun menjawab ‘Oke’.

Hari Sabtu akhirnya saya bersama Visa ke gereja Hati Kudus Yesus. Di sana saya mencari tauh wilayah apa lingkungan Visa tinggal. Di gereja suka membagi wilayah-wilayah sekitarnya dengan nama-nama orang kudus katolik. Setiap wilayah memiliki ketua wilayah yang bertanggung jawab akan kegiatan keimanan di wilayahnya masing-masing termasuk membantu peribadatan prosesi meninggal seseorang secara katolik.

Akhirnya kita mencari tauh dan waktu menujukan pukul 5sore dan ibadat misa pun dimulai. Saya ragu untuk ikut misa karena tidak enak hati dengan Visa. Namun Visa pun memaksa saya untuk ikut misa. Akhirnya saya pun ikut misa bersama dia.

Saya mengamati dia terus, dia tampak canggung namun lucu,manis, dan gemesin (Waduh gawat nanti bisa-bisa saya jatuh cinta ni...^_^’). Dia tetap tenang dan bahkan dengan lancarnya dia mencoba setiap kegiatan dan BAHKAN berusaha ikut bernyanyi. Huffff benar-benar luar biasa wanita muslim ini. Saya ingat dia ikut bernyanyi dengan lirik demikian “Begitu sedapnya Tuhan...Begitu Sedapnya Tuhan”.

Hal yang paling luar biasa adalah saat adanya doa wujud keinginan masing-masing (doa umat). Setelah selesai Visa berbisik pada saya “Tadi Vi berdoa ke Tuhan papa supaya Papa bisa sembuh”...Saya hanya tersenyum saja dan memberikan jempol untuk nya. Jujur saja, saya jika mendoakan untuk teman sya yang muslim saja ya berdoa dengan Tuhan saya dengan cara saya. Namun Visa demi Ayahnya yang katolik dia pun berdoa ke Tuhan Ayahnya. Haha ya mungkin terlihat biasa namun bagi saya ada yang unik dalam pemikiran Visa saat itu.

Momen ini sangat mahal yang pada akhirnya saya pun meminta dia untuk foto bersama di dalam gereja tersebut. Saya hanya tidak ingin melupakan momen yang unik ini dan langkah. Jika suatu saat saya berada dalam perperangan perbedaan saya akan padang foto ini melihat perbedaan hanyalah pemikiran emosi manusia dan apa yang kau bedakan Tuhan tidak pernah minta di bela oleh umatnya.

Kamis, 11 Maret 2010

Hanya Satu Petikan Untuk Mengerti Semua

kantor dingin bukan sunber inspirasi saya saat ini
Baju hijau yang dia gunakan juga bukan inspirasi saya
Senyum manis dia juiga bukan sumber inspirasi saya
Mereka bilang saya muda yang jago mengambil hati nasabah yang tidak dikenal
Mereka bilang belajar dengan saya jika mau punya nasabah yang tidak dikenal
Saya bilang mereka salah
Saya hanya satu kali petik,kemudian buah itu terus tumbuh

Dalam setiap kehidupan yang saya lihat ada perjalanan dua cabang
satu ada buaya,satu jalannya lagi ada harimau
Pilih mana yang masi bisa kau atasi..

Jari ini mulai dingin.dingin dan tak kuat mengetik kata2
Saya hanya memetik sekali dan buah itu terus tumbuh...

Selasa, 02 Maret 2010

100% Tidak Perjaka

100% Sudah Tidak Perjaka

Bicara soal keperjakaan, saya sendiri sudah hilang keperjakaan saya sejak SMA. Dalam kehidupan yang penuh perubahan yang cepat terkadang memang sulit membedakan mana jalan kebenaran dan jalan yang kelam. Terlepas dari masalah norma terkadang memang hidup ini harus dipegang sebuah pada prinsip. Prinsip saya soal having sex adalah bukan dari porstitusi dan bukan dari asas pemanfaat. Perasaan dan tanggung jawab yang saya pegang untuk sebuah keputusan saat bercinta.

Saya adalah seorang musisi,pemain gitar dari band yang saya bentuk sejak SMA. Pada tahun 1999 band saya yang bernama Heaven on Seven merupakan band yang luar biasa terkenal. Lagu-lagu ciptaan saya selalu terdengar di radio-radio. Penjualan album kami memecahkan rekor album-album musik mana pun.

Waktu saya terkuras habis dengan manggung dari satu tempat ke tempat lain. Saya dengan empat teman lainnya begitu merasakan euforia menjadi seorang rockstar. Melepaskan kejenuhan selama tour kami selalu habiskan dengan minum-minum dan berjudi. Momen yang begitu liar dan bahagia membuat saya sadar akan umur saya sekarang. Teman-teman seperjuangan sudah pada menikah dan memiliki keluarga yang bahagia namun saya masih tetap sendiri.

10 tahun silam saat perjuangan saya menjadi seorang musisi penuh dengan cerita percintaan yang indah dan rumit. Seperti yang saya katakan saya sudah tidak perjaka lagi sejak SMA itu disebabkan bagaimana saya memandang sebuah makna cinta. Makna cinta bukan hanya sekedar memiliki namun bagaimana menjalaninya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Waktu SMA saya mengenal seorang wanita adik kelas saya. Saya kelas 3 waktu itu dan dia kelas 1. Kami bisa berkenalan karena waktu acara pensi di SMA. Dia waktu itu sebagai MC acara tersebut dan saya dengan band saya Heaven on Seven (Ho7) tampil di acara pensi tersebut. Saya berkenalan saat dibelakang panggung untuk menunggu penampilan band lain.

Dia cantik, wangi, dan memiliki tubuh yang indah. Saya menyadari ini adalah sebuah anugerah yang terindah yang diberikan kepada saya untuk mengenalnya. Saya pun berkenalan dengan dia dan membuka pembicaraan

“Eh,lo kelas 1 apa sich?” tanya saya
“1.1 kak” jawab dia
“Ya elah,gak usa panggil Kakak kali panggil aja Chandra,kamu siapa?”
“Saya Sephianti,biasa teman-teman panggil saya Epi kak”
“Oh,panggil gw chandra aja,nanti abis ini band saya yang main,nanti komentar ya”

Perkenalan yang sangat cepat karena mengharuskan Sephi untuk ke panggung dan memanggil band saya. Saya main penuh dengan semangat dan menarik perhatian Sephi. Sesekali saya melihat dia terlihat tersenyum melihat aksi panggung saya. Saya makin semangat. Saya merasa menjadi seorang rock star benaran karena Sephi memperhatikan permainan saya.

Setalah acara pensi,hari-hari berjalan seperti biasa. Belajar dan mengerjakan ujian. Namun cerita tentang kejadian pensi masih hangat dibicarakan teman-teman satu sekolah. Bahkan dengar punya dengar aksi band saya lah yang paling memukau. Hehehe jadi besar kepala nihh...

Saya bertemu dengan Sephi lagi di ruang komputer. Saya lalu panggil dia dan mengajaknya ngobrol saat nanti jam istirahat. Dia pun setuju. Hati saya makin tidak karuan dan ingin rasanya menciptakan lagu-lagu untuk dia. Dalam pelajaran saya hanya menulis lirik-lirik penuh cinta.

Saat jam istirahat tiba saya langsung menuju kelas Sephi. Dia sudah menunggu dan saya pun mulai mengajak bicara.
“Uda makan tadi?
“Uda kak”
‘Adu uda panggil aja saya Chandra’
‘Iya”
“Sep, kamu tinggal di mana sich?”
“Saya tinggal di jalan Prambanan”
“Oh dekat dong ya sama Malioboro? Wah saya suka nongkrong di sana sama teman-teman band”
“Mang Chandra tinggal di mana?’
“Oh saya sich di Kebumen tetapi saya memang suka ke Malioboro,kapan-kapan kamu saya ajak ngumpul bareng ya sama teman-teman”
“Boleh aja”

Sephi memang bukan wanita pertama yang menarik perhatian saya. Namun saya merasa ada getaran entah kenapa membuat saya ingin selalu dekat dengan dia. Saya begitu merindukan dia dalam setiap petikan gitar saya. Lagu yang saya ciptakan untuk dia berjudul “Pemuja Rahasia” dengan lirik demikian

Ku biarkan rasa ini terbang dengan angan-anganmu
Dibelakang melihat mu berjalan,bertingkah
Membuat hati ini terus untukmu dan aku pemuja rahasia mu...

Waktu terus berjalan dan hubungan saya dengan Sephi makin dekat dan kami pun jadi sering berjalan berdua. Sephi pun mulai nyaman dengan saya. Kami sering berjalan sambil bergandengan tangan. Hal ini tidak membuat kami canggung atau apa lah rasa itu. Kami benar-benar merasa sudah memiliki.

Band Ho7 mulai makin serius dan telah masuk finalis kompetisi band Radio di Jogajakarta dan mengharuskan saya dan bersama band pergi ke Borobudur sebab acara finalnya di sana. Malam sebelum saya pergi saya ingin habiskan waktu bersama Sephi. Akhirnya saya dan Sephi pun bertemu. Saya utarakan rasa sayang saya dengannya dan saya pun ingin jadikan dia pacara saya. Sephi pun setuju dan kami pun berciuman pertama kali di sebuah taman dengan ditemani lampu taman yang kuning.

Heaven on Seven menjadi pemenang dalam acara finalis tersebut dan mendapatkan kesempatan untuk rekaman album. Kami pun harus ke Jakarta dalam waktu 2bulan ke depan. Saat saya pulang dari Borobudur saya langsung menemui Sephi dan memberitakan kabar gembira ini. Sephi senang sekali dan memeluk saya. Namun kesenangan dia pudar saat saya katakan akan ke Jakarta dalam waktu 2bulan ke depan untuk rekaman album.

“Sep,kamu mau ikut ke Jakarta?”
“Gak bisa Chan,bapak pasti tidak kasih ijin”
“Klo gitu kamu tunggu Chandra, jika band ini berhasil aku akan nikahin kamu”
“Chan,kamu serius dengan perkataan kamu?”
“Kenapa tidak?pokoknya kamu tunggu aku”

Waktu saya bersama Sephi akan sangat singkat sehingga kami sering habiskan waktu berduaan terus 2bulan ini sebelum saya ke Jakarta. Kami pun akhirnya bercinta di kamar saya. Luapan hasrat untuk tidak terpisahkan kami ekspresikan dalam tiap gerakan tubuh kami di kamar. Inilah di mana keperjakaan saya hilang.

Akhirnya saya bersama Ho7 ke Jakarta dengan bermodalkan mobil pinjaman VW kuning. Selama perjalanan saya amat merindukan Sephi namun perlahan-lahan kerinduan itu tertutup dengan pembicaraan yang penuh optimisme teman-teman. Menjadi seorang musisi terkenal dan banyak uang. Dapat melakukan apa saja. Saya pun pelan-pelan melupakan Sephi karena hanyut dalam pembicaraan akan kisah-kisah klasik untuk masa depan.

Ini memang bukan untuk pertama kalinya saya ke Jakarta namun beruurusan dengan perusahaan rekaman di Jakarta adalah pengalaman saya pertama yang luar biasa. Kami akhirnya diberikan kamar-kamar wisma di daerah Salemba. Kamar itu disewa selama proses pembuatan album rekaman. Waktu itu saya belum punya handphone dan saya telepon Sephi melalui wartel. Sehari saya bisa telepon dia 3kali seperti minum obat.

Proses rekaman ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Begitu lama dan menyita energi. Hari kian hari makin sibuk dan tidak berasa sudah 1 bulan kita di Jakarta untuk menyelesaikan rekaman. Kesibukan saya membuat saya hanya sempat telepon Sephi 1 kali. Untungnya Sephi memaklumkan hal ini.

2 Bulan sudah proses rekaman album perdana kami rangkum. Akhirnya kami bisa pulang ke Jogja lagi. Hal yang paling saya lakukan pertama kali adalah menemui Sephi. Diperjalan saya hanya tertidur karena semalam sebelum meninggalkan Jakarta kami gelar pesta minum-minum hingga larut malam. Kepala saya pusing sekali.

Setiba di Jogja ternyata membuat kami harus bertemu pihak radio penyelenggara festival dan membicarakan jadwal manggung yang padat di Jogja, Semarang dan Malang. Akhirnya saya menunda untuk bertemu Sephi. Berat rasanya namun saya tidak bisa berbuat banyak demi masa depan band ini. Saya berjanji setelah ini semua beres saya akan langsung bertemu Sephi.

Begitu resahnya diri ini yang terhalang untuk bertemu Sephi membuat saya membuat sebuah lagu dengan judul “Bertahan”. Berharap dia di sana masih bertahan dan menunggu saya untuk mengejar impian ini. Ternyata jadwal begitu padat dan kami harus segera mempersiapkan diri untuk main di Semarang. Akhirnya kami pun diberikan jadwal latihan.

Waktu di Semarang saya berkenalan seorang wanita yang selalu mengurusi keperluan kami dari kostum hingga konsumsi kami. Ternyata di Jakarta lagu kami sudah terpasang di radio-radio dan mendapatkan respon baik. Sehingga wanita ini dikirim untuk memfasilitasi kami yang sebentar lagi menjadi rockstar. Entah mengapa wanita ini begitu menggoda hati ini.

Saya selalu mencuri pandang bagaimana wanita ini mempersiapkan kostum kita dan bahkan begitu telitinya mempersiapkan konsumsi kita. Teman-teman band saya mencium ketertarikan saya dengan Bunga. Ya namanya Bunga wanita yang cantik dan memiliki karisma saat bekerja.

Satu waktu saya terbangun pagi-pagi sekali di hotel dan saya langsung menuju studio untuk melatih jari saya dan siapa tahu ada inspirasi. Ternyata Bunga juga ada di sana sedang mempersiapkan jam-jam jadwal kita. Saya pun membuka topik

“Kamu sering ya lakukan hal ini?”
“hah? Kalian band kedua yang saya urus”
“Ohh,kamu asal mana?”
“Saya sebenarnya tinggal di Jakarta,label kalian yang mengirimkan saya untuk urus keperluan selama kalian tour promosi”
Oooh” saya diam dan melihat dia yang begitu cantik.
“Oh ya, lagu kalian banyak yang request lho di Jakarta”
“Oh ya?hehehe gak tauk ni kok bisa pada suka ya”
“Lagu kalian enak kok, kamu yang ciptain semua?”
“Eh iya kebetulan”
“Saya suka pria yang bisa mengekspresikan dirinya dengan membuat lagu,dan lirik-lirik di lagu kamu saya suka”
“oh.makasi ya,saya juga suka wanita yang telaten dan pintar seperti kamu” mati lah saya mengeluarkan gombal lagi dan saya sejenak melupakan Sephi.

Setelah di Semarang dan Malang akhirnya kami harus ke Jakarta dan untuk hal ini lah membuat saya tidak bisa sama sekali menghubungi Sephi namun entah mengapa hal ini tidak menyiksa sekali seperti dulu. Saya banyak habiskan waktu berbincang-bincang dengan Bunga di Bus menuju Jakarta.

Di Jakarta persiapan album kami tiba-tiba sudah selesai dan dilakukan pemotretan untuk cover album. Wawancara diberbagai radio dan selalu ada Bunga. Bunga selalu menemani band kami dan segala kerjaanya terlihat rapi dan beres sehingga kami pun tidak canggung atau melakukan kesalahan yang biasanya dilakukan band daerah yang datang ke Jakarta (red-kampungan)

Saat saya istirahat di hotel saya tergoda untuk mengetok kamar hotel Bunga. Namun saya tahan. Saya tidak mau terlihat agresif. Toh saya masih bersama Sephi. Akhirnya saya urungi niat saya. Saya paksa diri saya untuk tidur. Ketika mata sudah mulai siap tertutup terdengar ketokan kamar saya. Ternyata teman-teman yang mengajak minum-minum.

Saya pun setuju dan kami pun menuju bar hotel dan ternyata ada Bunga juga. Hati saya langsung bergejolak dan senang minta ampun. Saya minum dengan dia. Bercanda hingga mabuk. Bar hotel sudah tutup dan teman-teman bersama saya kembali ke kamar masing-masing. Saya antar Bunga ke kamarnya dan entah mengapa saya mala jadi ikut masuk ke kamar Bunga. Sial rasa bersalah ini ada namun tertutup akan rasa kagum saya dengan Bunga.

Saya pun mencium Bunga dan melupakan segala memori tentang Sephi. Semuanya terjadi ditelan oleh hasrat yang mendalam. Saya laki-laki yang baru lulus SMA tidur bersama Bunga yang lebih 3 tahun di atas saya. Bahkan saya mengatakan sayang padanya. Entah apakah itu hanya gombal atau tidak tetapi demikian rasa saya saat itu.

Pagi hari di kamar Bunga membuat saya tiba-tiba merasa bersalah dengan Sephi. Saya pun bergegas ke kamar saya sebelum teman-teman lain menyadarinya. Hari itu Bunga tampak biasa saja dan seakan kejadian semalam tidak pernah terjadi. Saya bingung kenapa dia bisa sebiasa itu sikapnya. Apakah dia merasa memang kejadian itu bukan suatu hal yang istimewa. Wah saya mala jadi tidak konsentrasi.

“Chan! Jangan melamun dong, itu kostum kamu cepat kamu pake 10 menit lagi pemotretan majalah Kawanku” Teriak Bunga kepada saya yang masih bingung dengan sikap Bunga yang benar-benar beda saat semalam.

Hari itu begitu sibuk sekali dan kami semua kelelahan. Saya harus membuat 15 lagu untuk dipilih 10 lagu sebagai album kedua. Saya heran cara kerja perusahaan label rekaman. Album pertama saja belum launching namun sudah berpikir album kedua. Akhirnya saya banyak habiskan waktu di kamar dan studio untuk membuat 15 lagu yang nanti akan dipilih 10 lagu.

Pada tanggal 16 Desember 1998 album perdana kami launching dan langsung mencetak penjualan 1 juta copy yang merupakan prestasi yang luar biasa sekali. Sekarang di tahun 2009 ini 100.000 ribu copy saja sudah hebat. Prestasi yang luar biasa ini membuat jadwal kami padat sekali.

Begitu padatnya jadwal kami membuat saya harus tidur hingga jam 3 pagi karena tetap mengejar materi album ke dua. Saat saya lagi di studio tiba-tiba Bunga masuk ke studio.

“Bunga,belum tidur?” tanya saya kaget
“Belum,kamu sendiri belum tidur?besok jam 8 pagi kalian harus wawancara di radio Mustang lho”
“Belum, lagi ada lagu yang udah nyantol ni tetapi belum dapat-dapat bagian refrennya”
“Oh ya? Coba dong aku dengar”
“Ah jangan.nanti aja pas uda jadi,ini masih berantakan”
“Ohh,ada lagu tentang kita Chan?”
“Hah? Maksudnya?”
“Iya,ada gak lagu yang kamu buat tentang kita?”

Saya bingung dengan pertanyaan ini. Saya jadi ingat Sephi yang terlupakan. Saya dulu membuat dua lagu untuk kisah saya dengan Sephi. Saya pun akhirnya jujur dengan Bunga tentang kisah saya dengan Sephi. Bunga tiba-tiba mencium saya dan semua begitu cepat terjadi begitu saja seperti waktu pertama kami lakukan. Dalam studio itu bahkan tidak terpikirkan jika-jika nanti ada yang masuk.


“Chan...”
“Ya..”
“Besok adalah hari terakhir aku untuk mengurus band kalian”
“Lho kenapa?”
“Pihak label mengirimkan aku ke penyanyi solo baru dan kalian akan di urus dengan senior aku”
“Gak mau,aku akan bicara dengan pihak label,aku mau kamu tetap ada di setiap acara Ho7”
‘Chan,kamu baik sekali”
“Besok aku akan bicara”

Pagi-pagi sekali saya sudah ke pihak label. Saya berdiskusi perihal mempertahankan Bunga. Ternyata benar sia-sia karena semua berdasarkan kontrak dan Bunga hanya bertugas mengurusi talent-talent baru dan Ho7 sudah dianggap bukan band pendatang baru dan oleh karena itu diurus yang lebih senior.

Heaven on Seven akan promo album ke Medan dan saya merasa berat untuk pergi tanpa Bunga. Teman-teman band saya tidak mencium kedekatan saya dengan Bunga namun bingung mengapa saya yang biasanya ceria diam saja di pesawat. Saya memang diam selama di pesawat hingga tiba di bandara Polonia.

Promo album di Medan berjalan dengan sukses dan kami rayakan dengan minum-minum hingga mabuk. Sejujurnya saat manggung pun kita sudah mabuk terutama saya. Salah chord sering terjadi untuk Satria pengisi gitar kedua menutup kesalahan saya dan karena penonton lebih banyak teriaknya ketimbang mendengar membuat kesalahan saya pun tidak terlihat.

Perjalanan begitu panjang telah dilalui saya dengan teman-teman di Ho7 dan satu per satu teman saya menikah kecuali saya. Lagu-lagu saya di Ho7 masih sering terdengar hanya saja popularitas dan intensitas manggung kami tidak segila dulu. Saya sedang dekat dengan seorang wanita public figur. Beberapa kali saya dan dia digosipin. Biarlah gosip itu beredar dan kita tidak pernah berkomentar banyak.

Kisah saya dengan Lia memang unik. Saya musisi dan dia dulu penyanyi cilik dan sekarang pemain sinetron. Kami berkenalan pada saat satu acara launching sebuah produk perusahaan makanan. Saat itu saya bersama band baru saya main di sana dan dia sebagai salah satu endorse dari produk tersebut. Saat dia ruang artis kami berkenalan dan banyak bicara soal musik.

Saya dan Lia pun sering jalan berdua. Saya sadar umur saya dengan dia terlampau jauh berbeda 12 tahun namun entah mengapa setelah banyak wanita yang saya kenal dia berbeda sebab dia keturunan etnis tionghoa. Hubungan ini sudah bisa ditebak yaitu tidak berlanjut.

Semua berakhir hubungan saya dengan Lia seperti yang saya duga. Saya tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan diri saya. Apakah saya seorang pemain wanita atau bukan namun selama ini saya selalu menggunakan hati dalam setiap hubungan. Sampai sebuah majalah musik mewawancarai saya mengenai kehidupan saya secara singkat.

Mengapa belum menikah gak kepingin nyusul teman-teman yang lain?
Gak,orang gak da calonya juga bagaimana saya bisa nikah.Saya jalani hidup ini apa adanya serahkanlah sama Tuhan.
Sebenarnya lagu-lagu di dalam di Ho7 kan bertemakan cinta dan liriknya sangat kuat sekali serta romantis,ironisnya diciptakan oleh satu-satunya personil yang sampai sekarang belum menikah,apa gak aneh?
Ya itu kan terserah orang yang menanggapinya. Lagu itu kan Cuma ekspresi dari sebuah inspirasi yang bisa datang dari mana saja jadi bukan berarti harus benar-benar saya alami dulu baru buat lagunya,namun tidak menutup kemungkinan itu sangat bisa terjadi dalam hidup saya.


Apa yang Chandra lakukan saat menghilangkan bosan?
Kumpul sama teman-teman dan minum lah paling
Pernah mabuk saat tampil?
Pernah,wa itu ma dulu waktu masi muda-mudanya,hahaha sampai jatuh dipanggung saya.
Biasanya saat bercinta lagu apa yang suka Chandra pasang untuk menemaninya?
Wa,dulu saya pernah pasang lagu album band Oasis,mala gak konsen,mikirin tu lagu terus dan beranalisis,jadi sekarang klo bercinta saya gak mau pasang musik
Berarti Chandra sudah tidak perjaka?
100% saya tidak perjaka
Sejak kapan?
SMA,tetapi bukan di porstitusi

SELESAI