Saat dalam perjalanan ke rumah client, saya tiba-tiba terpikir sedang berada di negeri mana ya?Tepatnya kok merasa pemerintah sangat jauh dalam kehidupan saya.
Iya, begitu banyak kasus-kasus yang terjadi di negeri saya tidak terselesaikan dengan puas. Terror akan bom merebak, belum lagi sulitnya mewujudkan kebebebasan memeluk agama serta berbicara.
Alih-alih mau ikut berdemokrasi mala jadi takut dibilang pencemaran nama baik. Presiden saat ini (2009) makin hari makin dirasa jauh oleh saya sebagai warga negara. Entahlah, apakah teman2 juga merasakan atau tidak...jangan2 hanya saya doang yang merasa seperti ini.
Bahkan ironisnya pemerintah seakan-akan membiarkan pembunuhan warganya sendiri hanya karena dianggap 'sesat' atau menuduh pencemaran nama baik hanya karena mencoba jujur akan hati nurani. Presiden hanya 'prihatin' dan penyelesaian kasus tidak pernah transparan dan kelar.
Lagi-lagi mulai banyak berita2 yang tersebar disetir oleh pengusaha, media-media mulai mudah disetir. Sungguh saya merasa tidak mengenal Presiden seperti seorang bos yang tidak tahu klo ada karyawan yang bernama Susilo Bambang Yudhoyono, kerjanya apa, dan bagaimana hasilnya.
Banyak teman2 yang entah karena tidak merasakan secara langsung, atau hanya ikutin berita yang uda disetir masih aja anggap klo Presiden kita ada dan baik. Sungguh sungguh tolong berikan kesadaran bahwa saya punya Presiden.
Saya adalah warga negara Republik Indonesia, tidak pernah sogok polisi saat ditilang, langsung ke pengadilan klo salah, tetap saja calo2 bertebaran di pengadilan. Poster besar dan spanduk besar bertuliskan "HINDARI CALO" tetapi petugas di sana membiarkan para calo mangkal di sana. Saya tidak menyalahkan calo tetapi ini bukti pemerintah tampak tidak hadir dalam peraturannya sendiri.
Saya adalah warga negara Republik Indonesia merasa tidak memiliki Presiden!!!
Sabtu, 26 Maret 2011
Jumat, 26 November 2010
Orang-Orang Pintar Yang Goblok
PERHATIAN TULISAN INI AKAN KASAR SEKALI!!!
Beberapa hari ini saya memang menemukan cara saya sendiri untuk menuangkan pikiran saya. Tuangan pikiran saya bukan biar terlihat pintar melainkan gak mau saja otak ini terlalu lama didiamkan apa lagi ilmu2 yang saya dapat semasa saya kulah. Tuangan saya lebih aktif di twitter karena entah mengapa saya lg ath cinta pada twitter, praktis, bisa dgn cepat via mobile, dan singkat. :)
Nah awalnya apa yang saya sharing ini tidak bermasalah, kok lama2 ada orang2 yang notabene nya ga suka saya (Ya saya tahu mereka gak suka tapi saya gak tahu kenapa)mulai berkomentar dan menentang apa yang saya sharing. Mending menentangnya dengan pengetahuan yang memadai namun yang terjadi mereka memaksa menentang tp gak tahu apa yang di bahas.
Misal, gw lagi bahas soal marketing es cream Magnum yang lagi heboh, lho dia mala komentar : "gwe punya ide buat lo, gmna klo lo rasain aja tuh magnum, biar tau"
@@@??? Sungguh aneh, apa hubunganya bahas strategi marketing dgn rasain magnumnya? Asal tahu aja gw uda suka magnum sebelum Belgian Chocolate heboh...Tetapi tetap aja dia mala bilang "Gw gak bahas marketing"
YA ALLLLLLAAAAAHHHH klo lo ga bahas soal marketing knp komen pembahasan gw mengenai marketing??? Inilah mereka yang pintar namun bodoh...Generasi muda yang pintar namun gak pake otak dalam beragumen.
Belum lagi, ada yang uda punya anak 1 masih kecil, ikut2an komen2 gak penting tentang gw...hahaha kasian mereka,,,Karena mereka kurang cukup punya intelektual atau apa saya tidak tahu, tetapi jelas mereka menyerang diri gw tanpa knowledge. Ya mereka terjebak karena subjektif terhadap perasaan yang gak suka dgn pribadi gw...Entah mengapa gak suka,,,sebaiknya tanya mereka...Toh kita ga bisa membuat teman 1juta orang tanpa satu pun musuh kan?
Ada juga yang beragumen dengan saya calon S2,,,ini lebih bodoh lagi,,,haha sory kyaknya cuma dia doang de S2 yg dodol hahaha....
Gw banyak diskusi dengan mereka yang S2 dan S3 bahkan Profesor tp tidak menemukan indikasi yang satu 1 sama dari yang lain....
hahaha sekian apa yang gw curhatin...penasaran apakah kamu suka dengan saya? lihat aja timeline saya di @DennyDom86 :)
Beberapa hari ini saya memang menemukan cara saya sendiri untuk menuangkan pikiran saya. Tuangan pikiran saya bukan biar terlihat pintar melainkan gak mau saja otak ini terlalu lama didiamkan apa lagi ilmu2 yang saya dapat semasa saya kulah. Tuangan saya lebih aktif di twitter karena entah mengapa saya lg ath cinta pada twitter, praktis, bisa dgn cepat via mobile, dan singkat. :)
Nah awalnya apa yang saya sharing ini tidak bermasalah, kok lama2 ada orang2 yang notabene nya ga suka saya (Ya saya tahu mereka gak suka tapi saya gak tahu kenapa)mulai berkomentar dan menentang apa yang saya sharing. Mending menentangnya dengan pengetahuan yang memadai namun yang terjadi mereka memaksa menentang tp gak tahu apa yang di bahas.
Misal, gw lagi bahas soal marketing es cream Magnum yang lagi heboh, lho dia mala komentar : "gwe punya ide buat lo, gmna klo lo rasain aja tuh magnum, biar tau"
@@@??? Sungguh aneh, apa hubunganya bahas strategi marketing dgn rasain magnumnya? Asal tahu aja gw uda suka magnum sebelum Belgian Chocolate heboh...Tetapi tetap aja dia mala bilang "Gw gak bahas marketing"
YA ALLLLLLAAAAAHHHH klo lo ga bahas soal marketing knp komen pembahasan gw mengenai marketing??? Inilah mereka yang pintar namun bodoh...Generasi muda yang pintar namun gak pake otak dalam beragumen.
Belum lagi, ada yang uda punya anak 1 masih kecil, ikut2an komen2 gak penting tentang gw...hahaha kasian mereka,,,Karena mereka kurang cukup punya intelektual atau apa saya tidak tahu, tetapi jelas mereka menyerang diri gw tanpa knowledge. Ya mereka terjebak karena subjektif terhadap perasaan yang gak suka dgn pribadi gw...Entah mengapa gak suka,,,sebaiknya tanya mereka...Toh kita ga bisa membuat teman 1juta orang tanpa satu pun musuh kan?
Ada juga yang beragumen dengan saya calon S2,,,ini lebih bodoh lagi,,,haha sory kyaknya cuma dia doang de S2 yg dodol hahaha....
Gw banyak diskusi dengan mereka yang S2 dan S3 bahkan Profesor tp tidak menemukan indikasi yang satu 1 sama dari yang lain....
hahaha sekian apa yang gw curhatin...penasaran apakah kamu suka dengan saya? lihat aja timeline saya di @DennyDom86 :)
Senin, 15 November 2010
Hati2 Beli Baju 'Pray For Indonesia'
Teman-teman, gw akhirnya memutuskan untuk menulis ini di blog dan di Note...Mungkin teman2 sudah mulai merasa di FB kalian atau di Twitter ada penawaran baju bertulikan "Pray For Indonesia"... Ya Pray For Indonesia merupakan istilah yang lagi populer karena bencana yang bertubi-tubi datang di negara tercinta ini. Mentawai, Mutilan, dan merapi sungguh membuat kt sedih sekali.
Tak terbilang harta yang hilang, nyawa saudara,orang tua, anak2 dan teman2... Begitu banyak yayasan, lembaga, perusahaan dan bahkan anak sekolah tergerak hatinya untuk menyisihkan uang mereka untuk disumbangkan.
Banyak pergerakan dan kampanye untuk berdoa bagi Indonesia dan itu terkenal dengan istilah "Pray For Indonesia" dan istilah ini sangat populer sekarang. Begitu terkenalnya istilah ini mulai banyak yang membuat baju bertuliskan "Pray For Indonesia" dan dijual yang katanya untuk donasi.
Baik kita telaah baik-baik...saya tidak masalah baju itu dibuat dan dijual demi donasi namun sebaiknya teman2 hati-hati saat memutuskan untuk membeli,,,Jangan sampai kata 'Donasi' itu hanyalah gimmick atau pemanis dari teknik penjualan.
Pertama, link yang menyodorkan link penjualan baju "Pray For Indonesia" dan bahkan mereka yang menjual secara langsung sama gw tidak transparan. Mereka cuma bilang seperti ini "Baju Pray For Indonesia harga 65rb dan akan didonasikan...dengan ukuran bla bla bla" Mereka tidak menjelaskan donasinya berapa persen, bagaimana jalur donasinya, lalu siapa yang dapat kita hubungin untuk bukti sumbangannya?
Kedua, ada yang mengatakan 10% keuntungan untuk disumbangkan...Mari kita berhitung :) Baju tersebut di jual dengan harga 65rb-75rb... Katakanlah modal membuat baju tersebut 25rb (Saya paham karena bokap saya 25 th dagang baju) biasanya 15rb sudah dapat baju berbahan cotton polos dan bagus bgt bahannya..Cek aja di Tanah Abang dan Jatinegara atau ke rumah saya hehe...Sablon bahkan tdk sampe 10rb tp ya sudalah sekalian itung ongkos dan pulsa internet dah hehehe... Jika mereka bisa menjual 50 baju saja dengan harga 65rb maka mereka memiliki keuntungan bersih 40rb...
Baik, td mereka mengaku 10% disumbangkan...berapa 10% dari 40rb? HANYA 4rb saja lalu dikali 50 maka hanya 200rb yang didonasikan... Sedang keuntungan lainnya ke mana? 36rb dikali 50 maka totalnya adalah 1,8jt itu kemungkinan masuk ke kantong sendiri :)
Saya tidak masalah dengan bisnis, namun jika bisnis itu dibangun atas dasar penderitaan orang banyak dan menggunakan kesempatan simpati banyak orang karena bencana tersebut sungguh sangat tidak etis...
Mungkin saran saya jika ingin memang bergerak dgn menjual baju itu dan tujuannya untuk donasi saran saya min 60% untuk donasi dan jelaskan di mana donasi itu disumbangkan, adakah laporan kepada yang membeli baju tersebut...
Teman2 mari pintar dalam menyumbang :)
Happy Life
Rabu, 27 Oktober 2010
Mengkritik Bukan Bearti Tidak Bertindak (Semangat Sumpah Pemuda)
Tiba-tiba saja saya geram dengan orang-orang yang menganggap kritik pemerintah itu adalah mereka yang haus kekuasaan. Padahal kritikus bukan hanya berasal dari praktisi politik mala dari akademis, sosial dan mereka yang bergerak dalam gerakan keadilan masyarakat. Jika sebuah kritik dianggap hanya sebagai orang yang no action saya rasa tidak.
Negara ini butuh kritikus dan mereka yang mengkritik memang harus paham akan apa yang dikritik. Saya sedang tidak bicara soal asal berkoar namun mereka yang tulisannya ada di artikel, mereka yang vokal akan ketidak adilan, mereka yang konsisten menulis meskipun tidak masuk dalam pemerintahan.
Lalu seorang teman menganggap saya hanya berkoar saja tanpa tindakan. Baiklah, saya pernah mengkritik tentang tata bahas dalam mengucapkan kemerdekaan Republik Indonesia yang sering digunakan masyarakat itu salah. Meskipun memang benar tata bahasa di Indonesia dalam percakapan sehari-hari sering tidak diperhatikan namun setidaknya dalam umbul-umbul, spanduk, banner dan iklan di telivisi haruslah pake tata bahasa Indonesia yang benar. Namun ternyata banyak yang tidak sadar. Saya mengkritik ini dan saya tulis dalam sebuah blog. Hasilnya apa? tulisan dalam blog itu pun menjadi tulisan favorit dan menang dalam lomba blog karena memberikan pesan yang baik dan membuat setidaknya mereka yang baca sadar tata bahasa Indonesia untuk pengucapan kemerdekaan selama ini mereka salah :) ini link nya http://nasionalissavio.blogdetik.com/2009/08/17/teriakan-kemerdekaan-dengan-bahasa-indonesia-yang-benar/
Ya saya bukan mau sok2an tetapi setidaknya saya hanya bisa berjuang sesuai dengan porsi saya dan bangsa Indonesia memiliki porsinya masing-masing untuk berjuang. Bagaimana dengan kamu, apakah sudah menggunakan porsi kamu untuk Indonesia?
Semangat Sumpah Pemuda Indonesia :)
Negara ini butuh kritikus dan mereka yang mengkritik memang harus paham akan apa yang dikritik. Saya sedang tidak bicara soal asal berkoar namun mereka yang tulisannya ada di artikel, mereka yang vokal akan ketidak adilan, mereka yang konsisten menulis meskipun tidak masuk dalam pemerintahan.
Lalu seorang teman menganggap saya hanya berkoar saja tanpa tindakan. Baiklah, saya pernah mengkritik tentang tata bahas dalam mengucapkan kemerdekaan Republik Indonesia yang sering digunakan masyarakat itu salah. Meskipun memang benar tata bahasa di Indonesia dalam percakapan sehari-hari sering tidak diperhatikan namun setidaknya dalam umbul-umbul, spanduk, banner dan iklan di telivisi haruslah pake tata bahasa Indonesia yang benar. Namun ternyata banyak yang tidak sadar. Saya mengkritik ini dan saya tulis dalam sebuah blog. Hasilnya apa? tulisan dalam blog itu pun menjadi tulisan favorit dan menang dalam lomba blog karena memberikan pesan yang baik dan membuat setidaknya mereka yang baca sadar tata bahasa Indonesia untuk pengucapan kemerdekaan selama ini mereka salah :) ini link nya http://nasionalissavio.blogdetik.com/2009/08/17/teriakan-kemerdekaan-dengan-bahasa-indonesia-yang-benar/
Ya saya bukan mau sok2an tetapi setidaknya saya hanya bisa berjuang sesuai dengan porsi saya dan bangsa Indonesia memiliki porsinya masing-masing untuk berjuang. Bagaimana dengan kamu, apakah sudah menggunakan porsi kamu untuk Indonesia?
Semangat Sumpah Pemuda Indonesia :)
Kamis, 21 Oktober 2010
Jika Takut Merubah Maka Tidak Ada Kesempatan
Pada tanggal 20-10-2010 terjadi demonstrasi besar2an di beberapa kota besar di Indonesia. Ya,,,tanggal segitu adalah tanggal di mana Bapak Presiden kita telah 1 tahun bekerja sejak terpilih kembali menjadi presiden pemilu kemarin.
Jujur saat pemilu saya tidak memilih beliau karena saya rasa cukuplah beliau memimpin karena yang terjadi adalah takut krisis kepercayaan akan pemimpin baru di Indonesia. Selain itu tampak terlihat Pak Beye mulai lebih mementingkan citranya dan berpoles ria bersama kawan2 partai lain. Dalam waktu 1tahun ini Indonesia mulai kehilangkan arah dalam pembangunan, kondisi politik sangat terang2an "dagang sapi", kebebasan memeluk agama tidak terlindungi, penggusuran sekolah, dan tegas dilakukan hanya saat demo mengeluarkan isu menggulingkan SBY. Sungguh payah!
Saya memang bukan pakar politik namun apa yang dikatakn pakar politik seperti Yudhie Latf, ahli komunikasi Effen Ghazali, bahkan pakar ekonomi Faisal Basri seakan-akan memiliki pendapat yang sama bahwa pemerintahan SBY kali ini sangat 'politik' sekali. Yang lebih memalukan lagi hingga pakar politik dari Amerika Serikat pun gregetan mengomentari pemerintahan SBY yaitu Jeffrey Winters, dia mengatakan SBY hanya mempercantik diri. Ini saya sangat setuju sebagai pelajar Public relation menurut saya pencitraan SBY sangat berlebihan dan bahkan terlalu tebal make up yang digunakan.
COba perhatikan berapa buku tentang SBY yang keluar 2tahun terakhir ini? Silahkan cek di Gramedia. Lalu cara SBY mempromosikan lagu2 SBY juga sangat tidak tepat. Hal ini membuat SBY terlihat sibuk bersolek dalam pemerintahan ini. Saya memang bukan pakar politik dan komentar saya memang tidak berarti apa2 namun setidaknya saya berbuat sesuatu dengan menulis demi negara Indonesia tercinta ini. Masih ada 4 tahun dan saya masih optimis menunggu perubahan.
"Semua bangsa Indonesia berhak memberi kontribusi demi negara nya meskipun dia hanya mengambil botol air minieral kosong di jalan, mereka pun berhak berkomentar dan mengkritik pemimpinnya"
Minggu, 12 September 2010
Ketika Anak Muda Berjuang Ketidak Adilan
Saya bukan tipe pejuang yg aktif n tulisan ini bukan ingin menunjukan saya hebat justru menjadi bahan refleksi buat diri saya juga sebagai generasi muda yg harusnya perjuangan keadilan itu ada di pundak kita. Kemarin ada suatu ajakan gerakan menghitamkan profile picture BBM sebagai tanda solidaritas akan kasus penusukan pendeta HKBP. Kemudian saya tiba2 teringat sudah berapa kali ajakan macam ini utk beberapa kasus,beberapa kali gerakan akhirnya hilang begitu juga padahal kasus belum selesai.
Baiklah jika saya asumsikan sebagian besar gerakan di media OL kebanyakan dilakukan oleh anak muda. Saya tidak melarang sebuah gerakan macam ini tp coba ijinkan saya untuk memberi pandangan saya akan gerakan2 macam ini
Pertama, gerakan media OL memang sangat efektif namun terkadang sulit di kontrol keberadaannya. Berapa banyak gerakan di media OL? Namun berapa bnyk gerakan2 tersebut hilang begitu saja padahal pendukung uda banyak n kasus belum selesai.
Kedua, sebuah gerakan harus konsisten,jika suatu ada awal gerakan minimal pencetus gerakan itu harus menyepakati kapan gerakan ini berhenti atau dihentikan. Jika tidak maka gerakan yg mendapatkan dukungan sebanyak apa pun akan kurang nilainya. Ada seorang ibu yg anaknya menjadi korban penembakan kerusuhan mei. Ibu tersebut sangat konsisten berdiri di depan istana dgn payung hitam setiap hari kamis. Mereka yg tergabung dalam gerakan ini sepakat akan berhenti jika yg berdiri hanya bersisan 3org. Mereka memperjuangkan ketidak adilan juga. ;)
Ketiga,sebenarny gerakan di media OL sangat2 efektif n cepat dampakny hanya saja jd kurang dihargai atau dianggap main2 oleh kalangan tertentu hingga pemerintah karena gerakan ini tidak memiliki suatu konsistensi jd dianggap hanya sekedar provokasi (eh saya tdk pernah menganggap provokasi buruk selama tidak merugikan bnyk pihak) n suatu gerakan yg ntar jg hilang.
Keempat, seberapa pahamkah pendukung gerakan ini akan yg sedang diperjuangkan?Saya sering menghiraukan ajakan2 gerakan di media OL spt Like This,ganti profpic dan lain2 karena saya belum paham kasus nya.
Kelima, n PALING PENTING jika akhirnya saya ikut gerakan tersebut saya harus berikan kontribusi minimal bersuara entah melalui tulisan di blog atau apa pun sesuai porsi yg saya punya sekarang. Jadi saya harap kita sebagai generasi muda bukan menjadi generasi trend melainkan generasi YG BENAR2 peduli akan isu2 ketidak adilan, pemasungan demokrasi, dan berpihak pd rakyat kecil. Tujuanny apa? Agar gerakan yang kita mulai memiliki nilai n makna sehingga sekalipun hanya berjuang di media OL tetap bs diperhitungkan akan suara kita ;)
Sekali lagi,saya bukan melarang,bahkan seorang sahabat mengatakan saya ini sinis karena mereka yg tdk paham tp ikut2an,saya lebih setuju saya dikatakan khawatir jika anak muda hanya dianggap follower saja n mudah terprovokasi oleh pemerintah, padahal kita memiliki kekuatan yg besar sekali untuk perubahan negeri ini ;)
Saya bukan apa2 n tidak memberi kontribusi besar terhadap perjuang ketidak adilan,namun saya mencoba melakukan sesuatu dr apa yg saya bs krn semua perjuangan memiliki porsinya masing2 namun jgn pernah memperjuangan sesuatu hanya krn sebuah trend. ;)
Salam,
Nasionalis Nyasar ;)
NB: ada beberapa teman menganggap saya hny berkoar2 saja tanpa tindakan nyata. Mungkin saya sekarang boleh sedikit berbangga saya pernah menangin kompetisi Blog nasional tentang Indonesia karena tulisan saya mengenai "Cara Yang Benar Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia" Dgn tulisan ini banyak dr teman2 pd akhirnya sadar bahwa ternyata mereka salah mengucapkan kemerdekaan negaranya sendiri dgn bahasa bangsanya sendiri. Apakah kamu tau apa yg salah dr ucapan "Selamat Hari Ulang Tahun RI Ke 65"?
Baiklah jika saya asumsikan sebagian besar gerakan di media OL kebanyakan dilakukan oleh anak muda. Saya tidak melarang sebuah gerakan macam ini tp coba ijinkan saya untuk memberi pandangan saya akan gerakan2 macam ini
Pertama, gerakan media OL memang sangat efektif namun terkadang sulit di kontrol keberadaannya. Berapa banyak gerakan di media OL? Namun berapa bnyk gerakan2 tersebut hilang begitu saja padahal pendukung uda banyak n kasus belum selesai.
Kedua, sebuah gerakan harus konsisten,jika suatu ada awal gerakan minimal pencetus gerakan itu harus menyepakati kapan gerakan ini berhenti atau dihentikan. Jika tidak maka gerakan yg mendapatkan dukungan sebanyak apa pun akan kurang nilainya. Ada seorang ibu yg anaknya menjadi korban penembakan kerusuhan mei. Ibu tersebut sangat konsisten berdiri di depan istana dgn payung hitam setiap hari kamis. Mereka yg tergabung dalam gerakan ini sepakat akan berhenti jika yg berdiri hanya bersisan 3org. Mereka memperjuangkan ketidak adilan juga. ;)
Ketiga,sebenarny gerakan di media OL sangat2 efektif n cepat dampakny hanya saja jd kurang dihargai atau dianggap main2 oleh kalangan tertentu hingga pemerintah karena gerakan ini tidak memiliki suatu konsistensi jd dianggap hanya sekedar provokasi (eh saya tdk pernah menganggap provokasi buruk selama tidak merugikan bnyk pihak) n suatu gerakan yg ntar jg hilang.
Keempat, seberapa pahamkah pendukung gerakan ini akan yg sedang diperjuangkan?Saya sering menghiraukan ajakan2 gerakan di media OL spt Like This,ganti profpic dan lain2 karena saya belum paham kasus nya.
Kelima, n PALING PENTING jika akhirnya saya ikut gerakan tersebut saya harus berikan kontribusi minimal bersuara entah melalui tulisan di blog atau apa pun sesuai porsi yg saya punya sekarang. Jadi saya harap kita sebagai generasi muda bukan menjadi generasi trend melainkan generasi YG BENAR2 peduli akan isu2 ketidak adilan, pemasungan demokrasi, dan berpihak pd rakyat kecil. Tujuanny apa? Agar gerakan yang kita mulai memiliki nilai n makna sehingga sekalipun hanya berjuang di media OL tetap bs diperhitungkan akan suara kita ;)
Sekali lagi,saya bukan melarang,bahkan seorang sahabat mengatakan saya ini sinis karena mereka yg tdk paham tp ikut2an,saya lebih setuju saya dikatakan khawatir jika anak muda hanya dianggap follower saja n mudah terprovokasi oleh pemerintah, padahal kita memiliki kekuatan yg besar sekali untuk perubahan negeri ini ;)
Saya bukan apa2 n tidak memberi kontribusi besar terhadap perjuang ketidak adilan,namun saya mencoba melakukan sesuatu dr apa yg saya bs krn semua perjuangan memiliki porsinya masing2 namun jgn pernah memperjuangan sesuatu hanya krn sebuah trend. ;)
Salam,
Nasionalis Nyasar ;)
NB: ada beberapa teman menganggap saya hny berkoar2 saja tanpa tindakan nyata. Mungkin saya sekarang boleh sedikit berbangga saya pernah menangin kompetisi Blog nasional tentang Indonesia karena tulisan saya mengenai "Cara Yang Benar Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia" Dgn tulisan ini banyak dr teman2 pd akhirnya sadar bahwa ternyata mereka salah mengucapkan kemerdekaan negaranya sendiri dgn bahasa bangsanya sendiri. Apakah kamu tau apa yg salah dr ucapan "Selamat Hari Ulang Tahun RI Ke 65"?
Sabtu, 14 Agustus 2010
Saya Beranjak Untuk Kembali Dalam Luka Lama
Terlalu sombong bahwa dapat berusaha melupakan,
Ternyata terlalu lemah pijakan ini menahan ksatria hati ini
Saya benci dengan mereka yang melukai hati ini
Saya hujat mereka yang tidak bisa menghargai manusia
Kipas-kipas kebaikan seakan kalah dengan debu gurun pasir yang masuk dalam kulit dan membuat menjadi kering
Kapan pernah sadar bahwa ternyata perubahan memang menunjukan tiada yang abadi
Saya melupakan Tuhan
Tuhan tidak pernah melupakan saya
Tidak pantasa mengeluh atau marah pada mereka yang masih luka
kapan sadar? Saya justru sedang beranjak dalam luka lama saya
Dan semuanya hilang dalam kebijaksanaan
Saya hilang dalam kebijaksanaan
Ternyata terlalu lemah pijakan ini menahan ksatria hati ini
Saya benci dengan mereka yang melukai hati ini
Saya hujat mereka yang tidak bisa menghargai manusia
Kipas-kipas kebaikan seakan kalah dengan debu gurun pasir yang masuk dalam kulit dan membuat menjadi kering
Kapan pernah sadar bahwa ternyata perubahan memang menunjukan tiada yang abadi
Saya melupakan Tuhan
Tuhan tidak pernah melupakan saya
Tidak pantasa mengeluh atau marah pada mereka yang masih luka
kapan sadar? Saya justru sedang beranjak dalam luka lama saya
Dan semuanya hilang dalam kebijaksanaan
Saya hilang dalam kebijaksanaan
Langganan:
Postingan (Atom)