Rabu, 28 Januari 2009

Hamas or Israel?

Hamas or Israel?

ahh speak mid-east conflict exercise
Speak Gaza, speak Israel with Hamas
Speak about diplomacy
Speak about Obama
Speak about UN
Speak about peace
Speak about children Palestine that cry
A father sees the oldest child little bleeds
Speak about suffering scream
Then
There that agrees Hamas
There that says Israeli acts on believe
There that say Hamas defend people Palestine
Then
Which may be peace is realized with bomb reply bomb
If care, realize peace with affection
Sarcastic towards diplomacy
What else that can be done if not diplomacy?
Weapon
If say cruel Israeli then Hamas what’s?
Israeli really impolite
Israeli 100% wrong
But bullet and bomb that throwed Hamas what’s?
Why still sarcastic with diplomacy if only that peace road?
Speak to whom true?
True only god

Senin, 26 Januari 2009

Iklan SBY, Golkar dan Gerindra

Hahaha
Sebagai pelajar yang belajar tentang public relations sedikit menyayangkan iklan politik bapak SBY. Jika anda pernah menonton makan anda akan mendengar "Dalam sejaranh pertama kalinya BBM diturunkan hingga tiga kali...". Ckckck, seharusnya Bapak SBY yang selama ini telah membangun citra yang luar biasa baik dengan pidato luar negerinya (Banyak hal tentang Demokrasi, Islam, dan perdamaian berjalan selaras) dan dengan usaha kerja keras jubir2nya (Andi dan Dino) tidak begitu saja menjadi narsis dengan iklan mengusung "Turunya BBM". Mengapa?
Pertama, turunya BBM tidak dibarengin dengan turunya harga komoditi. Sehingga rakyat merasa tidak memberi perubahan yang menguntungkan. Jelas ini diturunkan karena memang berdasarkan perbaikan ekonomi atau sebuah ekspetasi politik?
Kedua, ada yang lucu, mengapa penurunan BBM itu begitu dibanggakan sehingga diiklankan jika memang ini adalah faktor ekonomi (Permintaan) bukan prestasi yang gemilang dalam pembangunan. Jelas2 saya pernah mendengar bahwa SBY sebagai pemerintah mencanangkan pembangunan jangka panjang sehingga turunya BBM itu tidak masuk akal sebagai jangka panjang karena waktu BBM dinaikan bukankah alasanya "Yang menerima dan diuntungkan rakyat menengah atas yang punya kendaraan pribadi jika BBM tidak dianaikan atau dicabut subsidinya". Jelas tujuan ini jangka panjang. Jika BBM tidak diturunkan dan ternyata rakyat sudah menerimanya ya baguslah jika akhirnya pemerintah menambah profit untuk negara sebagai pembangunan. Lha percuma BBM turun namun harga tetap melambung tinggi. Jelas ini politik dan iklan SBY tersebut tidak relevan atau terbilang ceroboh. Meskipun saya mengakui banyaknya perubahan yang terjadi di Indonesia semenjak dipegang Bapak SBY.
GOLKAR dengan iklan "Perdamaian dan peratuan". Mengusung perdamaian ACEH, Poso, dan Papua. Lah ini jelas ada bagi2 jasa yang sama sekali tidak baik dilakukan oleh golongan karena bukankah partai harus menyampingkan kepentingan golongan?
Begini maksud saya, jelas2 dalam buku "Indonesia Unggul" kumpulan2 pidato SBY banyak mengatakan bahwa perdamaian Aceh itu karena bapak SBY sendiri yang sejak Gusdur hingga menjadi Menkopolkam masa Megawati dulu hingga sekarang (Melalui janji kampanye Pemilu 2004) ingin mendamaikan Aceh. Saat terjadi Tsunami di Aceh, Bapak SBY meminta pihak GAM untuk berdamai demi pembangunan Aceh. Perjanjian Helsinkilah jawaban dari permintaan SBY. Jika saja bapak SBY tidak berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian Aceh maka Aceh mungkin sama dengan nasib rakyat di Palestina sekarang. Bahkan bapak SBY menjadi inspirasi pemimpin dunia dengan mengatakan "Jika banyak konflik yang sampai sekarang belum terselesaikan, ingatlah Aceh yang kini damai". Tapi kenapa tiba2 Golkar dengan Jusuf Kalla mengklaim bahwa golkar lah berperan besar masalah perdamaian di Aceh?
Ini jelas bukti adanya bagi2 hasil yang terlihat untuk menguntungkan golongan saat kampanye. bagaimana tidak rakyat GOLPUT jika pemerintah yang sedang naik daun eh mala dijatuhkan demi kepentingan golongan lagi? MUI inisalah satu alasan meraka Golput jadi janganlah diharamkan karena bagaimana mungkin rakyat memilih halal pempimpin yang haram?
Bapak Jusuf Kalla jelas2 sejak awal lebih konsentrasi dengan pembangunan ekonomi jadi mungkin akan relevan jika kampanye nya soal BBM (Meskipun masih maksa) dan SBY dengan perdamian yang merupakan sosok pemimpin berlatar belakang ABRI.
Sayang sekali mereka salah langkan bagi saya.

Gerindra justru banyak mencuri perhatian dengan berbagai iklan yang luar biasa positif. Namun lagi2 jangan sampai PR Gerindra hanya memoles kecantikan saja namun tidak membuka mata hati masyarakat. Rakyat hanya ditipu dengan iklan2 yang penuh dengan kecantikan (Ibarat opera, make up artist nya TOP).
Yang buat saya kagum, Gerindra membuat iklan dengan masing2 tema seperti Lebaran, Natal, Waisak, dan bahkan Imlek. Dasyat dananya...Seandainya Gerindra memang demikian nantinya seperti di iklan nya ideal sekali partai ini.
namun sayang sekali, berdasarkan desas desus antek2 Prabowo masi seperti ORBA bahkan pengurus-pengurus dewan gerindra masih seperti pejabat pada umumnya, genit, malas, dan ujung2nya uang. Harusnya PR Gerindra bisa lebih memberi pelatiahan internal bagai pengurus Gerindra agar desas desus tersebut bisa ditangkis. Namun apakah bisa? Tentu saja bisa selama ada niat.

Akhir dari tulisan ini adalah saya sebagai pelajar PR mau memiliki contoh praktisi PR khususnya dalam politik yang bukan hanya sekedar memoles partai menjadi cantik namun dapat mendidik rakyat tentang makna partainya dan Pemilu nanti. Kenapa saya berkata demikian? Karena Prof. Paulus Wirutomo (Guru Besar FISIP UI) pun berkata demikian pada waktu seminar lalu.

Selamat memilih