Kamis, 04 Juni 2009

RS. Omni Perlu Belajar strategi PR di LSPR atau Minimal Baca BUku PR nya Pak Sillih

Pada era jaman komunikasi tanpa batas sekarang ini sangat perlu sekali belajar atau minimal memahami apa yang seharusnya dilakukan perusahaan dalam milah menanggapi isu2 atau keluhan dari masyarkat akan perusahaan tersebut...

Dengan majunya alat2 komunikasi, jangnkan hanya sebatas email dan internet, hanya dengan SMS di HP saja dalam sekian detik dapat mengabarkan berita ataupun isu2 kepada sekian ribu masyarakat...Nah dengan keadaan seperti ini perusahaan besar khususnya mulai dapat lebih pintar menseleksi dalam hal menanggapi komplain dan isu2 yang hadir...

Jika sebuah institusi paham benar akan PR (minimal gak bego2 amat lah soal customer service) tentu dalam hal menanggapi komplain pelanggan yang terlanjur dimuat media seperti koran, emali, dan lainnya PASTI DITANGGAPI BALIK MELALUI MEDIA TERSEBUT...Contoh jika sebuah Bank dikomplain nasabahnya melalui surat pembaca di koran gara2 pelayananya yang tidak memuaskan maka, pihak Bank akan menindak lanjutin kebenaranya dengan memanggil yang mengkomplain dan diselsaikan secara elegan kemudian dengan cepatnya Bank itu membalas surat pembaca komplain itu ke koran yang digunakan si pengkomplain..ya paling dibalasnya seperti ini "Masalah yang dialami oleh XXX pada tangal XXX telah diselsaikan dengan baik dan si XXX telah menerima penjelsan kami dan memaklumi hal tersebut. " SUDAH SELESAI MASALAH DAN MASYARAKAT TETAP TU NABUNG DI BANK TERSEBUT...

Nah namun mungkin pihak manajemen RS Omni ini berotak Om senang mungkin..pake NAFSU dan merasa DIRI HEBAT sehingga sok2an nuntut secara hukum..Secara PR ini sangat fatal dan memalukan sebab mala Omni tidak dapat simpati yang di mana langkah PR terpenting mendapatkan simpati...Hujatan yang didapati RS Omni...

Saya jadi ingat kasus yang sama dialami Prudential pada tahun 2002,,,di mana nasabah Pruden komplain di koran gara2 Pruden tidak membayar claim..Saat itu Pruden mencoba melakukan penyelesaian secara keluarga namun tidak berhasil dan justru masalah di blow up sehingga hampir semua nasabah Pruden menarik uang mereka di Pruden..Pruden dituntut secara hukum..BAHKAN DIPUTUSKAN DI PENGADILAN PRUDENTIAL DINYATAKAN PAILIT...

Nah, di sini, dengan strategi PR yang luar biasa, Prudential mencoba mendapatkan simpati masyarakat dengan memposisikan Pruden sebagai korban...Kasasi dilakukan, kemudian meminta ditinjau ulang, Nyatanya nasabah tersebut tidak dibayar claimnya karena penyakit tersebut telah ada sebelum nasabah tersebut membuka polis Prudential dan tidak mengaku sejak awal...Hasilnya Pengadilan menarik kembali keputusan mempailitkan Pruden...Bahkan nasabah tersebut meminta maaf melaui media yang waktu itu digunakan untuk mengkomplain...

Di sini bukan bermaksud mengajari memanipulasi konsumen melainkan jika memang RS. OMni tidak bersalah dan memang hasil pemeriksaan pasienya benar untuk apa sich sampai ketakutan gitu..Ya uda tinggal tunjukan hasil nya, jelaskan tidak benar apa yang dikatakan pasien dan balas surat pembaca tersebut ke media yang digunakan si pasien..SELSEAIl..toh di jamin masyarakat tetap berobat di RS. tersebut..kenapa saya yakin?

Sederhana saja, berapakali kita mendengar dokter sering mal praktik? Lalu apakah membuat RS jadi sepi dan tidak ada yang mau berobat?TIDAK KAN? Klo memang ada kesalahan mengakulah dan berjanji memperbaiki nya...

Masih gak ngerti? Ud sana kirim manajemn RS sekolah di LSPR atau gak belajar langsung sama Ibu Pritanya..(Bukan Prita yang dituntut tapi Ibu Prita Kemal Gani) klo sayang uangnya ya baca de buku Strategi PR penulis Sillih agung Wasesa..di perpus kampus banyak kok klo gak mau beli..

Tidak ada komentar: