Kamis, 21 Oktober 2010

Jika Takut Merubah Maka Tidak Ada Kesempatan


Pada tanggal 20-10-2010 terjadi demonstrasi besar2an di beberapa kota besar di Indonesia. Ya,,,tanggal segitu adalah tanggal di mana Bapak Presiden kita telah 1 tahun bekerja sejak terpilih kembali menjadi presiden pemilu kemarin.

Jujur saat pemilu saya tidak memilih beliau karena saya rasa cukuplah beliau memimpin karena yang terjadi adalah takut krisis kepercayaan akan pemimpin baru di Indonesia. Selain itu tampak terlihat Pak Beye mulai lebih mementingkan citranya dan berpoles ria bersama kawan2 partai lain. Dalam waktu 1tahun ini Indonesia mulai kehilangkan arah dalam pembangunan, kondisi politik sangat terang2an "dagang sapi", kebebasan memeluk agama tidak terlindungi, penggusuran sekolah, dan tegas dilakukan hanya saat demo mengeluarkan isu menggulingkan SBY. Sungguh payah!

Saya memang bukan pakar politik namun apa yang dikatakn pakar politik seperti Yudhie Latf, ahli komunikasi Effen Ghazali, bahkan pakar ekonomi Faisal Basri seakan-akan memiliki pendapat yang sama bahwa pemerintahan SBY kali ini sangat 'politik' sekali. Yang lebih memalukan lagi hingga pakar politik dari Amerika Serikat pun gregetan mengomentari pemerintahan SBY yaitu Jeffrey Winters, dia mengatakan SBY hanya mempercantik diri. Ini saya sangat setuju sebagai pelajar Public relation menurut saya pencitraan SBY sangat berlebihan dan bahkan terlalu tebal make up yang digunakan.

COba perhatikan berapa buku tentang SBY yang keluar 2tahun terakhir ini? Silahkan cek di Gramedia. Lalu cara SBY mempromosikan lagu2 SBY juga sangat tidak tepat. Hal ini membuat SBY terlihat sibuk bersolek dalam pemerintahan ini. Saya memang bukan pakar politik dan komentar saya memang tidak berarti apa2 namun setidaknya saya berbuat sesuatu dengan menulis demi negara Indonesia tercinta ini. Masih ada 4 tahun dan saya masih optimis menunggu perubahan.

"Semua bangsa Indonesia berhak memberi kontribusi demi negara nya meskipun dia hanya mengambil botol air minieral kosong di jalan, mereka pun berhak berkomentar dan mengkritik pemimpinnya"

Tidak ada komentar: