Sabtu, 02 Februari 2008

Masih Tentang Soeharto

7 Hari Meninggalnya Pak Harto

Biasanya kebanyakan tradisi budaya di Indonesia 7 hari setelah meninggalnya seseorang akan diadakan entah itu sebuah rasa syukur karena keluarga yang ditinggalkan sudah tabah atau sebagai wujud penghormatan bahwa keluarga tidak melupakan almarhum. Itu menurut logika saya. Namun yang terpenting adalah bagi saya acara seperti itu adalh wujud kita masi punya budaya yang penuh saling menghormati bahkan yang sudah meninggal pula.
Sayang sekali, kebudayaan yang tertanam tampaknya ternoda demi sebuah bisnis atau entah ketenaran. Banyak liputan mengenai Alm. Bapak Soeharto di televisi yang tampaknya hilang dari asas saling menghormati ini. Banyak justru disamping memuji jasa beliau, tidak banyak yang mulai agak sedikit kurang ajar. Infotainment justru menguaka kembali kasus perselingkuhan yang melibatkan anak almarhum dengan Mayang Sari. Apa sih hubunganya dengan kepergian Bapak Soeharto. Kasus-kasus korupsi yang kadang muncul kadang hilang sekarang dikritik lebih pedas dari biasanya oleh para yang mengaku sebagai aktivis.
Apakah bangsa ini masi bisa dianggap saling menghormati? Bukankah kasus korupsi itu memang sudah ada dan tinggal ditangani saja secara hukum (Jika Bangsa Indonesia ini memang masih punya hukum). Masalah perselingkuahan Mayang Sari dengan Bambang apa perlu dibicarakan di depan kuburan beliau? Jangan bicarakan aib orang di depan makam orang yang sekarang masih dianggap punya aib dong...
Seharusnya bangsa ini mulai belajar menjadi orang yang berintelektual dengan rsa damai. Terlepas dari saya adalah orang yang paling bodoh dalam masalah politik terlebih bisnis televisi mungkin ada baiknya ajarkan saya kaum muda ini bagaimana seharusnya bersikap dengan orang yang buat salah. Budiman Sutjaminko, aktivis yang pernah dipenjara 3 tahun pada jaman Soeharto saja bisa memaafkan dan menyatakan semua biarkan hukum yang berjalan.
Biarkan yang mati menjadi mati. Ada baiknya setelah kita ditinggal Mantan Ditaktor Presiden RI ke 2 Bapak Soeharto mendaptkan pelajaran. Beritakan yang positif sebagai wujud saling menghormati. Terima kasih kepada media yang masih punya asa saling menghormati. Wujudkan bahwa kita ini bangsa yang terpelajar dengan mau belajar dari kesalahan. Jangan seperti anak kecil yang meributkan bhawa saya benar dia yang salah lalu kemudian ngambek saling meledek. Saya yakin bangsa Indonesia dapat menjadi lebih baik sebab lihatlah, perubahan pada negara kita ini sudah membaik terlepas dari masalah-masalah yang ada saat ini. Bukankah pemerintah hadir untuk menyelesaikan masalah? Jadi untuk apa kita mengeluh?Lebih baik kita awasi bersama jalannya pemerintahan agar kepentingan bersama terwujud.
Jika anda bertanya apakah saya pernah merasakanm penderitaan pada jaman Pak Harto? Tentu saya jawab tidak. Lalu kenapa saya banyak omong? Sebab saya melihat banyak hal yang luar biasa dari penderitaan yang terwujud masa ORBA.
Pertama, karena ORBA kita menjadi negara yang terbangun dari keterpurukan. Infastruktur pun sangat berkembang, pendidikan mulai memadai, kehidupan politik kini mulai lebih demokratis
Kedua, Pembantaian yang dilakukan pada jaman ORBA membuka hati kita sebgai manusia yanmg beradab.
Ketiga, Ini yang paling oke banget, para aktivis yang dulu melawan pada masa ORBA kini menjadi dikenal public. Diundang seminar sana. Seminar sini. Oke kan?
Keempat, Banyak cara ORBA dalam melakukan pembangunan seperti program KB, PIN, Wajib belajar dan lain-lain sangat membantu pemerintah sekarang sehingga tidak perlu memikirkan lagi program-program baru lainnya karena terbukti efektif
Terakhir, Keluarga Cendana telahg menunjukan kekuasaan dan harta bukan jaminan menjadi keluarga sejahterah. Kasus-kasus yang merusak moral sebuah keluarga hancur karena hanya mengejar kekuasaan dan harta. Maka lebih enak Keluarga yang memilki kekuasaan terbatas dan harta dari kebenaran bukan hasil KKN.
Bagaimana? Mulai siap belajar kawan? Ayo yang generasi muda seperti kta mulai belajar dari kesalahan orang lain..Sudah gak berlaku nasehar belajar dari kesalahn kitsa sendiri.Untuk apa kita melakukan kesalahan namun kesalahan itu pernah dilakukan orang lain juga? Lebih baik kita belar dari kesalahan orang lain dan lakukan yang berbeda.

Tidak ada komentar: