Sabtu, 14 November 2009

Kembali Menuju Dalam Diri Ini

Beruntung masi bisa bernafas dan untuk sementara terhindar dari entah omelan atau keluhan. Tak tega sebenarnya membuat mereka yang berjuang dan menaruh harapan pada diri ini merasakan emosi tak terhingga yang sudah mulai harusnya mereka istirahat. :(

Entah dididik oleh siapa diri ini,padahal mereka tak pernah mengajari saya untuk berlaku cuek akan keluarga. Entah sebab dari mana hati ini begitu keras berada dalam ketidak nyamanan. Namun bukankah sudah saat nya lelaki dewasa akan pergi dan lepas dari genggaman Ayah Ibu mencari jati diri?

Saya tiada pernah tertinggal kelas dalam sekolah bahkan kuliah pun sesuai jalur.Saya selalu menjadi perhatian akan sebuah prestasi. Saat Ibu mengeluh 'Tiada satu pun di rumah ini ada piala!" Saya bawakan piala juara pertama dalam lomba menulis ESAI tingat Se-Jawa.

Usaha saya hanya diam dalam pujian yang tidak terlontar dalam mereka...Saya bingung saya tidak menemukan cara bahagiakan mereka atau belum saya temukan...

Saya berusaha berikan yang terbaik, hingga memilih jalur profesi yang menjanjikan akan masa depan. Saya berusaha lakukan yang benar dalam hidup bahkan mabuk dan obat setan pun tak pernah tersentuh. Saya mulai menemukan kehidupan saya...Saya mulai mendapatkan tanggung jawab. Hanya ternyata saya masi bocah yang labil,entah harus bagaimana.

Saya mulai sadar,mereka telah berikan yang terbaik buat saya dan begitu emosinya melihat saya jauh dari mereka,karena mereka tahu,mereka tidak akan lama lagi di dunia untuk melihat keberhasilan anak laki-lakinya menemukan jati diri dan mengangkat derajat keluarga ini...

Saya siap harus terima emosi mereka,memeluk setiap omelan mereka, dan kembali sadar bahwa mereka mulai menuntut kembali akan apa yang harus saya berikan kepada mereka di dalam kedewasaan ini...

Maaf Tuhan,yah saya tidak lupa Tuhan,berdoa, menuju ekaristi Mu, dan memohon kekuatan Mu....Saya terlalu kuat sendiri padahal mereka sudah tidak kuat melihat kebiasaan saya...

Teman-teman dekat pun harus menemani saya sekarang untuk menghadapi setiap kata-kata kecewa dari Ayah Ibu saya...

Akhirnya,saya menju dalam diri ini,,,kembali berkaca saya telah banyak sia-sia waktu ini...Teman usia saya 23th apakah masih ada harapan untuk saya?

Tidak ada komentar: